Kamis, 11 November 2010

Jenis Jenis Koperasi


JENIS –JENIS DAN BENTUK KOPERASI
Jenis Koperasi (PP 60 Tahun 1959)

a. Koperasi Desa
b. Koperasi Pertanian
c. Koperasi Peternakan
d. Koperasi Perikanan
e. Koperasi Kerajinan/Industri
f. Koperasi Simpan Pinjam
g. Koperasi Konsumsi


Jenis Koperasi menurut Teori Klasik terdapat 3 jenis Koperasi:

a. Koperasi pemakaian
b. Koperasi penghasil atau Koperasi
produksi
c. Koperasi Simpan Pinjam
Ketentuan Penjenisan Koperasi Sesuai Undang – Undang No. 12 /67 tentang Pokok – pokok Perkoperasian (pasal 17)
• Penjenisan Koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas /kepentingan ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya.
• Untuk maksud efisiensi dan ketertiban, guna kepetingan dan perkembangan Koperasi Indonesia, di tiap daerah kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis dan setingkat.
BENTUK KOPERASI (PP No. 60 / 1959)
a. Koperasi Primer
b. Koperasi Pusat
c. Koperasi Gabungan
d. Koperasi Induk
Dalam hal ini, bentuk Koperasi masih dikaitkan dengan pembagian wilayah administrasi.
BENTUK KOPERASI YANG DISESUAIKAN DENGAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
(Sesuai PP 60 Tahun 1959)
• Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa
• Di tiap Daerah Tingkat II ditumbuhkan Pusat Koperasi
• Di tiap Daerah Tingkat I ditumbuhkan Gabungan Koperasi
• Di Ibu Kota ditumbuhkan Induk Koperasi
KOPERASI PRIMER DAN KOPERASI SEKUNDER
• Koperasi Primer merupakan Koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari orang –orang.
• Koperasi Sekunder merupakan Koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi koperasi .


Jenis Koperasi menurut bidang usahanya :
1.Koperasi Konsumsi
Koperasi yang menyediakan kebutuhan sehari-hari.
Tujuannya agar anggota dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga yang layak.

2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan para anggota secara teratur & terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah,murah,cepat dan tepat untuk tujuan roduktif dan kesejahteraan
Tujuan :
- Agar anggota giat menyimpan sehingga membentuk modal sendiri
- Membantu keperluan kredit para anggota dengan syarat ringan
- Mendidik anggota hidup hemat dengan menyisihkan sebagian penghasilan mereka

3. Koperasi Produksi
koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan & penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun anggota-anggota koperasi

2 macam koperasi produksi :
- Kop produksi kaum buruh, anggotanya orang-orang yang tidak mempunyai perusahaan sendiri
- Kop produksi kaum produsen yang anggotanya adalah orang-orang yang masing-masing mempunyai perusahaan sendiri

4. Koperasi Jasa
Koperasi yang berusaha dibidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota atau masyarakat umum

5. Kop Serba Usaha atau Kop Unit Desa (KUD)
Mempunyai beberapa fungsi yaitu :
- Perkreditan
- Penyediaan & penyaluran sarana produksi pertanian & keperluan sehari-hari
- Pengelolaan serta pemasaran hasil pertanian
Jenis Koperasi menurut banyaknya usaha yang dilakukan
1.Koperasi Tunggal Usaha (Single Purpose)
koperasi yang mengusahakan hanya satu macam kesempatan untuk memperluas produksi
2. Koperasi Serba Usaha (Multi Purpose)
koperasi yang meyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi para anggota

Jenis Koperasi menurut jenjang hirarki organisasi :
1. Koperasi Primer : kop yang anggotanya orang-perorangan
2. Koperasi Sekunder : kop yang anggotanya organisasi koperasi

Bentuk Koperasi menurut PP No.60/1959 :
Di tiap desa ditumbuhkan koperasi desa
Di tiap daerah Tingkat II ditumbuhkan Pusat Koperasi
Di tiap daerah Tingkat I ditumbuhkan Gabungan Koperasi
Di Ibu Kota ditumbuhkan Induk Koperasi

Senin, 11 Oktober 2010

Ekonomi Koperasi Indonesia

Pertumbuhan koperasi di Indonesia dimulai sejak tahun 1896 (Ahmed
1964, h. 57) yang selanjutnya berkembang dari waktu ke waktu sampai
sekarang. Perkembangan koperasi di Indonesia mengalami pasang naik
dan turun dengan titik berat lingkup kegiatan usaha secara menyeluruh yang
berbeda-beda dari waktu ke waktu sesuai dengan iklim lingkungannya.
Jikalau pertumbuhan koperasi yang pertama di Indonesia menekankan pada
kegiatan simpan-pinjam (Soedjono 1983, h.7) maka selanjutnya tumbuh pula
koperasi yang menekankan pada kegiatan penyediaan barang-barang
konsumsi dan dan kemudian koperasi yang menekankan pada kegiatan
penyediaan barang-barang untuk keperluan produksi. Perkembangan
koperasi dari berbagai jenis kegiatan usaha tersebut selanjutnya ada
kecenderungan menuju kepada suatu bentuk koperasi yang memiliki
beberapa jenis kegiatan usaha. Koperasi serba usaha ini mengambil
langkah-langkah kegiatan usaha yang paling mudah mereka kerjakan terlebih
dulu, seperti kegiatan penyediaan barang-barang keperluan produksi
bersama-sama dengan kegiatan simpan-pinjam ataupun kegiatan
penyediaan barang-barang keperluan konsumsi bersama-sama dengan
kegiatan simpan-pinjam dan sebagainya (Masngudi 1989, h. 1-2).
Pertumbuhan koperasi di Indonesia dipelopori oleh R. Aria Wiriatmadja patih
di Purwokerto (1896), mendirikan koperasi yang bergerak dibidang simpanpinjam.
Untuk memodali koperasi simpan- pinjam tersebut di samping
banyak menggunakan uangnya sendiri, beliau juga menggunakan kas mesjid
yang dipegangnya (Djojohadikoesoemo, 1940, h 9). Setelah beliau
mengetahui bahwa hal tersebut tidak boleh, maka uang kas mesjid telah
dikembalikan secara utuh pada posisi yang sebenarnya.
Kegiatan R Aria Wiriatmadja dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf
Van Westerrode asisten Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas. Ketika
ia cuti ke Eropa dipelajarinya cara kerja wolksbank secara Raiffeisen
(koperasi simpan-pinjam untuk kaum tani) dan Schulze-Delitzsch (koperasisimpan-pinjam untuk kaum buruh di kota) di Jerman. Setelah ia kembali dari
cuti melailah ia mengembangkan koperasi simpan-pinjam sebagaimana telah
dirintis oleh R. Aria Wiriatmadja . Dalam hubungan ini kegiatan simpanpinjam
yang dapat berkembang ialah model koperasi simpan-pinjam lumbung
dan modal untuk itu diambil dari zakat.
Selanjutnya Boedi Oetomo yang didirikan pada tahun 1908
menganjurkan berdirinya koperasi untuk keperluan rumah tangga. Demikian
pula Sarikat Islam yang didirikan tahun 1911 juga mengembangkan koperasi
yang bergerak di bidang keperluan sehari-hari dengan cara membuka tokotoko
koperasi. Perkembangan yang pesat dibidang perkoperasian di
Indonesia yang menyatu dengan kekuatan social dan politik menimbulkan
kecurigaan Pemerintah Hindia Belanda. Oleh karenanya Pemerintah Hindia
Belanda ingin mengaturnya tetapi dalam kenyataan lebih cenderung menjadi
suatu penghalang atau penghambat perkembangan koperasi. Dalam
hubungan ini pada tahun 1915 diterbitkan Ketetapan Raja no. 431 yang berisi
antara lain :
a. Akte pendirian koperasi dibuat secara notariil;
b. Akte pendirian harus dibuat dalam Bahasa Belanda;
c. Harus mendapat ijin dari Gubernur Jenderal;
dan di samping itu diperlukan biaya meterai f 50.
Pada akhir Rajab 1336H atau 1918 K.H. Hasyim Asy’ari Tebuireng
Jombang mendirikan koperasi yang dinamakan “Syirkatul Inan” atau disingkat
(SKN) yang beranggotakan 45 orang. Ketua dan sekaligus sebagai manager
adalah K.H. Hasyim Asy ‘ari. Sekretaris I dan II adalah K.H. Bishri dan Haji
Manshur. Sedangkan bendahara Syeikh Abdul WAhab Tambakberas di
mana branndkas dilengkapi dengan 5 macam kunci yang dipegang oleh 5
anggota. Mereka bertekad, dengan kelahiran koperasi ini unntuk dijadikan
periode “nahdlatuttijar” . Proses permohonan badan hukum direncanakan
akan diajukan setelah antara 2 sampai dengan 3 tahun berdiri.
Berbagai ketentuan dan persyaratan sebagaimana dalam ketetapan
Raja no 431/1915 tersebut dirasakan sangat memberatkan persyaratanberdiriya koperasi.

Minggu, 10 Oktober 2010

Job Design

pengertian job design adalah suatu pendekatan didalam suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sedemikian rupa untuk memetik minat pekerja dengan mengadakan job enlargement yaitu praktek untuk memperluas isi daripada suatu pekerjaan yang meliputi jenis dan tugas dalam tingkat yang sama dan job enrichment yaitu praktek yang memberikan karyawan tingkat kebebasan yang lebih tinggi terhadap perencanaan dan pengorganisasian melalui implementasi kerja dan evaluasi hasil. (menurut Greenberg dan Baron (1996 : 163). Petra Christian University Library (www.digilib.petra.ac.id)

Banyak penelitian yang menghasilkan konsep dan teori baku tentang job design dengan pendekatan motivasi. Konsep dan teori tersebut telah banyak diadopsi oleh banyak organisasi di dunia dan terus mengalami perubahan sesuai dengan perubahan zaman. Salah satunya adalah konsep tentang job design dengan pendekatan motivasi adalah model survei Diagnostik Pekerjaan Hackman-oldman yang mengkombinasikan lima variabel karakteristik pekerjaan. Dengan menggunakan pendekatan ini organisaai dapat mendesign pekerjaan dengan menggunakan karakteristik pekerjaan sebagai dasar kategori. Namun, sejalan dengan perubahan dan kebutuhan terutama pada era globalisasai, konsep hackman-oldman tidak mampu seluruhnya menjawab tantangan tersebut, untuk itu perlu diadakan modifikasi konsep job design. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan model dan pendekatan job design dari setiap organisasi. Model baru ini muncul sebagai akibat dari pengaruh lingkungan dan munculnya kebutuhan baru dalam proses job design dari setiap organisasi tersebut. Namun model apapun yang digunakan oleh tiap organisasi tersebut, job design harus mampu mengakomodir kebutuhan individu dan organisasi dan mampu mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Bahasan Artikel New Model of Job Design (www.scribd.com)

Job design dikaji dikaji melalui pendekatan scientific management. Atau terngiang satu tambahan kata saja di depan job design.efisiensi job design.
Dalam mencapai efisiensi yang tinggi seorang tenaga kerja dituntut untuk menguasai pekerjaannya. Bagaimana bisa si A mengurangi biaya produksi sepatu andai beliau tidak menguasai bagaimana cara memproduksi sepatu. Minimalisasi atau efisiensi job design diperoleh bila tenaga kerja yang bersangkutan hanya menangani suatu jenis pekerjaan tertentu dan tidak berganti. Ini berarti dilakukan spesialisasi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan. Seperti si B, yang hanya bekerja menangani administrasi kredit. Dengan spesialisasi pekerja dapat mengenal benar tugasnya sehingga memberikan output lebih baik dan tingkat kesalahan yang minimal. (id.shvoong.com)

Pengertian

¨ Desain pekerjaan (job design)adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau sekelompok karyawan secara organisasional.
¨ Tujuannya untuk mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi kebutuhan organisasi.
Elemen-elemen desain pekerjaan
¨ Elemen organisasional
- Pendekatan mekanistik
- Aliran kerja
- Praktek-praktek kerja
¨ Elemen lingkungan
- Kemampuan dan ketersediaan karyawan
- Pengharapan sosial
¨ Elemen keperilakuan
- Otonomi
- Variasi
- Identitas tugas
- Umpan balik

3. Trade-offs keperilakuan dan efisiensi
¨ Produktifitas versus Spesialisasi
¨ Kepuasan kerja versus Spesialisasi
¨ Proses belajar versus Spesialisasi
¨ Perputaran karyawan versus Spesialisasi

4. Teknik job re-design
¨ Simplifikasi pekerjaan
¨ Perluasan pekerjaan

CONTOH JOB DEISGN






PT Pancakarya Griyatama, a fast growing developer company is looking for qualified and highly motivated candidate to join our team for the post of :




Post Date: 11 Oct 10
Finance & Accounting Supervisor/Staff

* Female, not more than 35 year-old (Spv), 30 year-old (Staff)

* Working experience in similar field min. 3 years (Spv), min. 1 year (Staff)

* Min. Diploma in Economy/Management/Accounting/Tax from reputable university

* Fresh graduate are welcome

* Good knowledge in Tax, General Accounting and Costing

* For Supervisor, ability to lead a team will be required

* Computer literate, good interpersonal skill, able to work in a team and under pressure

* Good knowledge to make and analyze financial report

* Discipline, fast learner and proactive

* Able to work independently with a high accuracy, detail and carefully

* Willing to be placed in Jakarta / Tangerang / Cikarang


Please send your complete resume and recent photograph to :

hrd.trivogroup@ymail.com

or

Trivo Building 5th Floor

Jl. KH Wahid Hasyim No. 157

Jakarta Pusat 10240




Qualification : Diploma
Yr(s) Exp : 1 year
Job Location : DKI Jakarta
Salary : Not Specified / Negotiable
Job Type : Full Time
Job Category : Accounting > Accounting Staff / Supervisor
Accounting > Taxation
Banking / Finance > Corporate Finance
Map :
Jakarta Capital Region 10240, Indonesia
Enlarge Map

Minggu, 18 April 2010

Helpful and Harmful Effects of Technology

Techonolgy has helped people in many different ways. First of all, it allows them to make more things now than they did in the past. For example, 150 years ago, people and animals did most of the work on farms in the United States. Today, machines do most of the work on U.S. farms.
Another way techonology has helped people is by giving them more time to relax. Because machines can do so much work, people today do not have to work as hard as people in the past. Technology has also made work easier and safer.
Today, technology helps people meet goals that would have been impossible a hundred years ago. But it also presents great challengers, or issue to think about. One challenge is finding ways to end the harmful effects of techonolgy. Another is how to make sure the same problems won’t happen with new technologies.
Another problem with technology is that it lets people produce more powerful weapons. Such weapons make the world a more dangerous place.
The technolgy that helped bring about our modern society began about 200 years ago. At the time, more and more factories were built. These factories began using machines powered by steam. The machines could make things faster and often cheaper than people could make them by hand. This kind of technology affected people’s lives more and more. It has had both helpful and harmful effects on the world.
Computers and other machines have replaced people in the workplace. It’s often hard for these people to find new jobs.
Pollutions is one of the most harmful effects of modern technology. Many countries face air, water, soil, and noise pollution. Our technology also uses up many natural resources, such as oil, wood, and coal. Many of these resources cannot be replace after they are used.

Abortion

For years, abortion has been an extremely controversial subject. One important aspect of the controversy is whether a woman should
Be permitted by law to have an abortion and, if so, under what circumstance. Another is whether, and to what extent laws should protect the unborn. People who wish to legally limit or forbid abortions describe themselves as ”Pro - life”. Those who believed that
a woman should have the right to have an abortion may refer to themselves as ”Pro – choice”.

Arguments against abortion are based on the belief that an abortion is the unjustified killing of an unborn child. Most people who oppose abortion believe that human life begins when a sperm fertilises an egg. Another argument against abortion is that laws allowing it on demand will increase irresponsible pregnancies and lead to disrespect for human life. The Roman Catholic Church is a chief opponent of abortion. Conservative branches of other religions also oppose abortion.

Many people approve of abortion under certain circumstance. Some aprrove of abortion if a woman’s life or health is endangered by her pregnancy. Other recommend abortion when there is danger that the child will be born with a serious mental or physical defect. They also approve of abortion when pregnancy has resulted from rape or incest.

Many people who think that a woman should have the right to choose to have an abortion distinguish between human life and personhood. They argue that personhood implies both the capacity for self conscious thought and acceptance as a member of a social community. These people believe a fetus is not a person and is thus not entitled to rights normally given to a person. Such pro – choice supporters agree with the view that birth represents the beginning of personhood.

Another pro – choice arguments is that legalising abortions has eliminated many illegal abortions performed by unskilled practitioners under unsanitary conditions. These abortions often caused deaths and permanent reproductive injuries. Abortion on demand also prevent many unwanted births and may thus be a factor in lowering infant and child abuse, neglect, and death rates. Also some argue that women should not have to bear unwanted children in a world of growing population and diminishing natural resources.

As a result of this controversy, abortion laws vary from country to country. In Russia, where abortion has been legal since 1920, it is allowed up to about the fourth month of pregnancy, purely of request, ans is commonly used as method of birth control. In some countries, such as the Philiphines, Indonesia, and Bangladesh, abortion is only allowed when pregnancy threatens the mother’s life. South Africa, New Zealand, and Hongkong allow abortion when the fetus is severely damaged. In the Republic of Ireland, the operation may only be performed when either the mother’s or baby’s life is in danger.




Taken From The World Book Encyclopedia, 1996

Minggu, 28 Maret 2010

Active&passive sentences

1. Passive Sentence

Dalam bahasa Inggris terdapat kalimat aktif dan kalimat pasif layaknya bahasa Indonesia. Pada kalimat aktif (active sentence) subjek melakukan pekerjaan terhadap objek. Sementara pada kalimat pasif (Passive sentence) objek dilakui pekerjaan oleh subjek.

Pada bahasa Inggris bentuk pasif ditandai dengan to be + V3.

Perhatikan Ulasan berikut!

Present simple

Rumus: am/is/are + V3

Contoh:

Active : Somebody holds a ceremony. (Seseorang menyelenggarakan sebuah upacara)

Passive : A ceremony is held by somebody. (sebuah upacara diselenggarakan oleh seseorang)

Contoh lain:

Some traditional celebrations are still celebrated by villagers. (beberapa perayaan tradisional masih dirayakan oleh penduduk desa)

Many legends are told by old people. (banyak legenda diceritakan oleh orang baya)

Past simple

Rumus: was/were + V3

Contoh:

Active : The King of Majapahit built the castle.

Passive : The castle was built by the King of Majapahit. (istana itu dibangun oleh raja Majapahit)

Contoh lain:

The village was destroyed by a great disaster. (desa itu dihancurkan oleh bencana besar)

The boat was kicked by Sangkuriang. (perahu itu ditendang oleh sangkuriang)



Active / Passive Verb Forms

Sentences can be active or passive. Therefore, tenses also have "active forms" and "passive forms." You must learn to recognize the difference to successfully speak English.


Active Form

In active sentences, the thing doing the action is the subject of the sentence and the thing receiving the action is the object. Most sentences are active.


[Thing doing action] + [verb] + [thing receiving action]


Examples:


The professor teaches the student.


Passive Form

In passive sentences, the thing receiving the action is the subject of the sentence and the thing doing the action is optionally included near the end of the sentence. You can use the passive form if you think that the thing receiving the action is more important or should be emphasized. You can also use the passive form if you do not know who is doing the action or if you do not want to mention who is doing the action.


[Thing receiving action] + [be] + [past participle of verb] + [by] + [thing doing action]

Examples:


The student are taught by the professor


sumber : http://www.englishpage.com/verbpage/activepassive.html

Rabu, 10 Maret 2010

Command&request

Command and Request
definition and example
-A command is a sentence that orders someone to do something. It ends with a period(.) or an exclamation mark(!)
Example:
Go to your school !
Call the police!
-A request is a sentence that asks someone to do something. It ends with a period (.) or a question mark(?).
Example:
Could you cLose the door?
Please close the door.
Usually we are told in the language or command to do something called a command line / request (Command and Request).
“The words” messenger thats plus with “lah” and ends with an exclamation point (!) Is like “duduklah!” or “pergilah!”.
In English, the word “Lah” did not exist. So if we want to get someone to do something, only the verb are placed in front of the sentence itself is getting the meaning of “Lah” in the sentence.
example:
Come here! It means let’s here!
Try to speak in english! That means try to speak English!
Study diligently! Means diligently learn!
If the sentence is not a verb, then use “be” in front of the sentence because it is the verb to be. But this “be” has nothing mean / translation.
example:
Be good to her! Well-meaning very well to him!
Be diligent! Means to be diligent!



Sumber :
http://www.wartawarga.gunadarma.ac.id

Modal Auxliaries

MODAL AUXILIARIES



Modal auxiliary verbs give more information about the function of the main verb that follows it.
ABILITY
Can Can Ofter Could Ofter Can Ofter


Be able to am Was Shall
is Were Will
are

PERMISSION
May May Might Ofter May
Might Might


Can Can Could Ofter Can
Could Could


OBLIGATION
ADVISABILITY
Should Should Ofter Should Have Should Ofter
Offered

Ought to Ought to Ofter Ought to have Ought to Ofter
Offered


NECESSITY
Must Must Ofter Had to Ofter Must Ofter


Have to Have Had to Ofter Will
Has Shall



POSSIBILITY
May May May May
Might Might Might












Examples :

ABILITY
Can you type?
When I was young, I could/was able to climb any tree in the forest.
Our Baby will be able to walk in a few weeks.

PERMISSION
I may leave the office as soon as I have finished.
Can I have a drink of water?
In those days, anyone could enroll for this course.
May I bring my niece to your party tomorrow night?

OBLIGATION (What one is expected to do)
You Should / Ought to do your homework every day.
John should have gone to dentist yesterday.
*) should and ought to, used for obligation, normally have the same meaning but should is the
more usual form

ADVISABILITY( What is wise for one to do)
She should/ ought to eat less if she wants to lose weight.
You should/ ought to study hard if you want to pass examinations.

NECESSITY
This an excellent book. You must/have to read it.
*) MUST is generally felt stronger than HAVE TO.

POSSIBILITY
Tom may lend you the money.
If you invited him, he might come.
If we had taken the other road, we might have arrived earlier.


Sumber : Digital books Gunadarma.

Senin, 15 Februari 2010

Adjective Clause

Adjective clause

An adjective clause—also called an adjectival clause—will meet three requirements. First, it will contain a subject and verb. Next, it will begin with a relative pronoun [who, whom, whose, that, or which] or a relative adverb [when, where, or why]. Finally, it will function as an adjective, answering questions such as: What kind? How many? or Which one?

The adjective clause will follow one of these two patterns:

  • Relative Pronoun [or Relative Adverb] + Subject + Verb = Dependent Clause

  • Relative Pronoun [Functioning as Subject] + Verb = Dependent Clause

Examples include:

Whose big, brown eyes pleaded for another cookie

Word Class

Word

Relative Pronoun

Whose

Subject

eyes

Verb

pleaded

Why Fred cannot stand sitting across from his sister Melanie

Word Class

Word

Relative Adverb

Why

Subject

Fred

Verb

Can stand

That bounced onto the kitchen floor

Word Class

Word

Relative Pronoun

that

Verb

Bounced

Who hiccuped for seven hours afterward

Word Class

Word

Relative Pronoun

Who

Verb

Hiccuped



Adjective Clause Sentences:

( When we use who / that in a relative clause when we are talking about people.)


Example,

    • We are Seeking a Transpot Manager.

    • A Transport manager will be responsible for coordinating the effective movement of the Palm Oil And kernel we produce from our Mill at the estate to our Bulking Facility near Samarinda.

    • We are seeking a Transport Manager who will be responsible for coordinating the effective movement of the Palm Oil and Kernel we produce from our Mill at the estate to our Bulking facility near Samarinda.

The clauses in italics are adjectives clauses. An adjective clause is a dependent clause that modifies a noun. It describes, identifies or gives further information about a noun.

( An adjective clause is also called a relative clause.)



Adjective Clause Sentences:

( When we are talking about things, we use that in a relative clause. We use that instead of if / they).


Example,

    • We are a human health care ( hhc ) company – Japanese pharmaceutical organisation.

    • The organisation seeks to discover and develop innovative therapies.

    • The therapies can satisfy unmet medical needs and contribute to the health and well being of people worldwide.

    • We are a human health care ( hhc ) company – Japanese pharmaceutical organisation that seeks to discover and develope innovative therapies that can satisfy unmet medical needs and contribute to the health and well being of people worldwide.

Sumber: Wikipedia.com & english creative for SMA

Pengikut