Kamis, 04 Oktober 2012
GREEN EDELWEISS FOUNDATION LUNCURKAN DARU GREEN STATION DAN DESA IKLIM
GREEN EDELWEISS FOUNDATION
LUNCURKAN DARU GREEN STATION DAN DESA IKLIM
Daru- Banten, Green Edelweiss Foundation ( GEF ) meluncurkan programnya yaitu Daru Green Station Mewujudkan Desa Percontohan Menuju Desa Iklim di Desa Daru Kecamatan Jambe- Tangerang Banten, sabtu 29 September 2012. Acara pembukaan program ini dihadiri oleh Direktur Eksekutif Green Edelweiss Foundation, Ahmad R Subing, Puteri Indonesia 2011, Maria Selena, Sekretaris Jendral Daru Station Community, Mohamad Sobari, Anggota DPR RI komisi I, A. Zaky Iskandar, Camat Jambe, Tatang Priatna, SE, Kepala Desa Daru H.M. Ayo Suharyo serta masyarakat desa Daru.
Desa daru akan menjadi desa percontohan, dimanan didesa ini akan dijadikan kawasan desa iklim. Dari aspek lingkungan diharapkan Desa Daru dapat menjadi contoh untuk desa – desa lain di sekitarnya bahkan di Indonesia untuk mengurangi laju pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya perubahan iklim.
Acara pembukaan Daru Desa Iklim ditandai dengan penanaman pohon oleh Green Edelweiss Foundation, Daru Station Community, Puteri Indonesia 2011, Anggota DPR RI, Camat dan Kepala Desa serta diikuti oleh tokoh masyarakat lainnya. Rencana dalam tahap awal akan ditanam 3000 pohon dari berbagai jenis, pohon buah maupun pohon keras untuk menutupi lahan – lahan kosong yang berada di sekitar desa.
Untuk menjalankan seluruh program ini Green Edelweiss Foundation bekerjasama dengan Daru Station Community, yaitu suatu komunitas stasiun masyarakat Daru yang peduli terhadap lingkungan, tentu saja dengan dibantu seluruh lembaga desa dan masyarakatnya.
Kami sangat optimis program ini akan berjalan dengan lancar dan cepat, melihat antusias kelembagaan dari tingkat camat, kepala desa, karang taruna, ibu – ibu PKK dan seluruh masyarakat mendukung program ini, kata Ahmad R. Subing kepada Media Indonesia di temui di Desa Daru saat pembukaan acara.
Selanjutnya Ahmad R. Subing yang biasa di sapa Ayi mengatakan bahwa dalam program desa iklim ini menitikberatkan pada 3 kegiatan yaitu adaptasi, mitigasi, dan kelembagaan.
Dari sisi adaptasi ditentukan oleh masyarakat Daru dengan kemampuan memanfaatkan dan mengolah lingkungan, tanah, sungai, hutan menjadi daya guna tanpa merusak lingkungan sekitar, masyarakat juga perlu memanfaatkan ilmu pengetahuan dan informasi dengan pengembangan adanya teknologi modern sehingga tidak ada kesenjangan informasi dan pengetahuan dalam masyarakat, ini bertujuan agar masyarakat tidak perlu lagi melakukan urbanisasi ke kota besar untuk belajar sehingga mereka dapat menciptakan suatu pekerjaan dan membangun desanya. Dengan kata lain desa Iklim diharapkan dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah ( problem solving ) di desa menuju desa yang lebih maju.
Dari sisi mitigasi, dengan adanya desa Iklim berupaya untuk menurunkan dan mengurangi efek gas rumah kaca di level masyarakat, melalui penggunaan teknologi tepat guna dan memanfaatkan sumber energi terbarukan dengan potensi yang ada di desa daru. Desa Iklim mendorong pemanfaatan kearifan lokal yang telah ada sehingga pembangunan di daerah tersebut lebih berwawasan lingkungan berkelanjutan, diikat dengan budaya yang kuat serta kesejahteraan rakyat yang meningkat dan sumber daya manusia yang cerdas.
Dari sisi kelembagaan adalah dukungan yang kuat dari sektor lembaga formal, mulai dari Gubernur, Bupati, Camat, Kepala Desa sehingga dengan adanya dukungan yang kuat akan menjamin keberhasilan dan keberlanjutan upaya mewujudkan Daru sebagai Desa Iklim.
Program Desa Iklim ini menitikberatkan pada beberapa aspek seperti lingkungan, pendidikan, sosial budaya dan kesejateraan masyarakat. Sehingga program ini benar – benar nyata, terintegrasi dan berkelanjutan dalam upaya membangun desa dan masyarakat sampai upaya mewujudkan bumi agar terus tetap hijau.
Untuk meningkatkan pendidikan, Green Edelweiss Foundation juga telah mengumpulkan kurang lebih 1000 buku untuk disumbangkan ditaman baca desa Daru, buku – buku tersebut merupakan sumbangan dari Sahabat Edelweiss dari berbagai daerah, seperti Papua, Lampung, Bandung, Surabaya dan Jakarta. Bahkan ke depan kami ingin menjadikan rumah baca tersebut terbesar di kecamatan bahkan se- Kabupaten.
Dari segi budaya, GEF akan meningkatkan nilai – nilai seni dan budaya yang ada di Desa Daru sehingga mereka dapat tampil dalam ajang nasional maupun internasional, untuk itu GEF juga akan bekerjasama dengan negara – negara asing guna pertukaran budaya melalui pertukaran pelajar yang berprestasi dengan misi – misi budaya.
Untuk keberhasilan ini tentu saja GEF tidak dapat berjalan sendiri, dukungan dari pemerintah dan pihak – pihak swasta melalui bantuan atau program CSRnya sangatlah menentukan keberhasilan dari program ini.
Program Daru Desa Iklim Green Edelweiss Foundation
Daru Green Station
Stasiun Daru akan menjadi proyek pertama di Indonesia sebagai stasiun yang ramah lingkungan, tertib, aman dan nyaman. Membuat ruang hijau wilayah stasiun Daru dengan melakukan penanaman pohon dan tanaman di sekitarnya.
Membuat standar keamanan dan keselamatan penumpang dengan menyediakan batas aman antara jalur kereta api dengan penumpang. Membuat ruang tunggu yang aman dan nyaman. Membuat batas antrian pembelian tiket. Membudayakan kedisplinan dan budaya antri serta membeli tiket. Mensosialisasikan tata tertib di kereta api ( tidak merokok, membuang sampah sembarangan dan saling menghargai antar penumpang). Mensosialisasikan kepada masyarakat pengguna kereta api dari stasiun tujuan Tanah Abang – Rangkas Bitung dengan menyebarkan pamflet, brosur, buku saku tentang tata cara dan program Green Station, yang bertujuan agar masyarakat sadar dan mengetahui program ini serta dapat mengikuti dan menjadi inspirasi di daerah masing – masing
Desa Percontohan
Daru Desa Percontohan akan menjadi contoh buat desa lain sebagai desa yang hijau, program penanaman pohon diseluruh jalan dan halaman rumah tertanam pohon – pohon yang membuat hijau, sejuk, teduh, dan damai.
Masyarakat memanfaatkan tanah kosong atau lahan kosong dengan aktivitas berkebun, baik itu tanaman keras dan besar, pohon buah- buahan sampai sayur – sayuran dan tumbuhan obat – obatan.
Efisiensi dalam penggunaan kertas, serta membiasakan penggunaan sapu tangan untuk menggantikan tisu dalam aktivitas sehari – hari. Masyarakat dapat memilah sampah organic dan non organik, selanjutnya memanfaatkan sampah organik menjadi kompos dan melakukan 3R untuk sampah non-organik. Masyarakat diberi keterampilan untuk memanfaatkan sampah non organik menjadi sesuatu yang dapat berguna atau bernilai dan membuat bank sampah.
Membuat lubang resapan ( biofori ) masing – masing minimal 5 lubang resapan tiap rumah. Menggalakan kerjabakti setiap hari minggu pagi, membuar sarana dan prasarana olahraga. Memanfaatkan lahan kosong untuk membuat tambak atau kolam ikan, membuat kerajinan tangan dengan ciri dan seni masyarakat Daru dengan memanfaatkan hasil alam yang ada sehingga dapat bernilai ekonomis.
Memberikan berbagai macam keterampilan untuk ibu – ibu PKK yang selanjutnya disosialisasikan ke seluruh ibu rumah tangga. Membangun ruang / perpustakaan mini dengan berbagai macam buku – buku dan majalah untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan minat baca para anak – anak usia sekolah maupun masyarakat.
Menyiapkan sarana teknologi dan informasi berupa komputer maupun laptop dengan memberikan kursus penggunaan komputer dan internet. Memberikan pengetahuan kepada pelajar penggunaan internet, serta mampu membangun atau membuat website. Memberikan keterampilan seni dan budaya, budaya lokal dan internasional serta memberikan kesempatan kepada pelajar yang berprestasi untuk di kirim ke luar negeri.
Daru Desa Iklim
Memanfaatkan lahan kosong atau lahan tidur menjadi Taman Keragamanhayati, nantinya taman ini akan menjadi objek pariwisata, tempat penelitian dan pendidikan. Membuat penampungan tempat pembuangan kotoran sapi sebagai energi yang dapat diperbaharui ( BIOGAS ) untuk berbagai keperluan rumah tangga dan industri kecil lainnya.
Memanfaatkan sungai – sungai sebagai tempat pemancingan untuk keperluan sendiri maupun sebagai tempat wisata memancing. Memanfaatkan teknologi dan mengikuti perkembangan pengetahuan serta teknologi modern sehingga tidak ada kesenjangan informasi dan pengetahuan dan masyarakat tidak perlu lagi melakukan urbanisasi ke kota besar untuk belajar dan mereka dapat menciptakan suatu pekerjaan dan membangun desanya.
Pendidikan dan pengetahuan industri atau perangkat desa yang memadai dan saling dukung bersama masyarakat untuk memajukan desa daru. sehinngga tercipta birokrasi yang cepat dan bersih.
Sumber : Harian Media Indonesia Senin 1 Oktober 2012
Komentar : Menurut pendapat saya Green Edelweiss Foundation Sebagai Organisasi/ Perusahaan yang bergerak di bidang Pelestarian lingkungan, sangat peduli terhadap tanggung jawab sosial terhadap masyarakat yang kehidupannya sangat terbatas yakni dengan memajukan suatu desa yakni desa Daru dimana masyarakatnya hidup sangat terbatas dan minim pendikan. Yakni dengan aksi menanam pohon besar-besaran, pembagian 1000 buku kepada anak – anak di desa tersebut, selain itu Green Edelweiss Foundation juga akan membangun program – program yang belum dicapai, seperti yang sudah dijelaskan diatas tadi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar