Gangguan dan penyakit jantung masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Sebab, selain menyerang orang dewasa dan anak – anak, penyakit tersebut juga menyerang janin.
Sejumlah peneliti dari Imperial College London yang melakukan riset untuk mencegah terjadinya gangguan pada irama jantung pada akhirnya membuahkan hasil. Hasil penelitian di antaranya menunjukkan empedu beruang dapat mencegah terjadinya gangguan irama jantung. Hal itu disebabkan empedu beruang mengandung senyawa disintesis bernama asam ursodeoxycholic (UDCA).
Asam itu diproduksi sebagai obat untuk mengurangi produksi kolestrol dalam tubuh dan melarutkan batu empedu. Penggunaan zat UDCA kerap dijumpai pada obat – obatan tradisional di China. Sejak dulu, masyarakat China dikenal memproduksi obat –obatan dari zat kandungan empedu beruang.
Penelitian terbaru mengungkapkan fungsi lain dari asam ursodeoxycholic, yaitu berpotensi mengobati aritmia atau irama jantung yang abnormal, baik pada janin di dalam kandungan maupun orang yang pernah terkena serangan jantung. Uji laboratorium menunjukkan bahwa UDCA bekerja pada sel yang disebut nonintimiofibrolas patologis, yang mengganggu perjalanan sinyal listrik di jantung. Sinyal listrik itulah yang menghasilkan irama jantung.
Selama ini UDCA telah digunakan untuk mengobati kondisi yang disebut kolestasis obstetric. kolestasis obstetric ialah komplikasi pada trisemester pertama kehamilan yang menyebabkan penumpukan asam empedu dalam aliran darah. Gejala utamanya adalah gatal terus – menerus. Ada kemungkinan sedikit peningkatan risiko komplikasi kehamilan, tapi bukti tersebut tidak meyakinkan. Gejala itu menghilang ketika wanita melahirkan.
Beberapa obat dapat membantu untuk meringankan gatal – gatal. Kondisi kolestasis obstetric terjadi pada satu dari 200 wanita hamil di Inggris dan terkait dengan risiko yang lebih tinggi dari aritmia dan kematian mendadak pada janin. UDCA juga menurunkan tingkat asam empedu berbahaya yang terkumpul dalam darah ibu dan dapat masuk ke janin atau bayi melalui plasenta.
Penelitian tersebut dipublikasikan pertama kalinya untuk menunjukkan bahwa UDCA dapat mencegah aritmia dengan mengubah sifat listrik sel miofibroblas. Sel – sel itu ditemukan di jantung janin, tetapi segera hilang setelah bayi lahir. Namun, mereka muncul kembali pada pasien yang terkena serangan jantung. Studi tersebut menemukan bahwa sel – sel itu mengganggu transmisi sinyal listrik yang mengontrol irama jantung.
Jantung janin.
Rangkaian penelitian itu merupakan hasil kolaborasi jangka panjang di antara dua kelompok peneliti yang dipimpin Dr Julia Gorelik di National Heart dan Paru Institute dan Profesor Catherine Williamson di Institut Biologi Reproduksi dan Perkembangan. Dr Julia Gorelik mengaku bangga dengan hasil penelitian timnya. Sebab, selama ini perawatan yang ada sangat tidak efektif untuk mencegah aritmia pada pasien yang menderita irama jantung yang abnormal setelah serangan jantung terjadi.
“Hasil dari laboratorium menunjukkan bahwa UDCA dapat membantu otot jantung melakukan sinyal listrik lebih normal. Kami berharap dapat melakukan sebuah percobaan klinis guna menguji apakah hasil ini dapat dilakukan pada pasien gagal jantung ,” ujarnya.
Para peneliti menjadi tertarik oleh peran miofibroblas setelah mengamati peranan tersebut muncul di jaringan jantung janin pada trismester kedua dan ketiga kehamilan. Kematian mendadak pada bayi umumnya dipengaruhi kolestasis obstetric. Peneliti juga meneliti miofibroblas pada sel – sel otot jantung dan membuat model untuk mempelajari jantung janin.
Kemudian mereka mencoba menggunakan sejumlah teknik mikroskopis khusus untuk mempelajari bagaimana sel berkomunikasi dengan sinyal listrik. Mengekspos sel tingkat tinggi dari asam empedu, seperti yang ditemukan pada ibu dan darah janin pada kolestasis obstetric, menyebabkan sel memberi sinyal listrik lebih lambat dan meningkatkan kemungkinan aritmia.
Efek itu tidak terlihat ketika tidak ada miofibroblas di antara sel – sel otot jantung, seperti pada jantung orang dewasa yang sehat. Sel yang diobati dengan UDCA mengubah sifat listrik dan miofibroblas dan sinyal – sinyal listrik yang disebarkan di seluruh sel menjadi teratur.
“Miofibroblas memengaruhi propagasi sinyal listrik yang mengoordinasikan fungsi pemompaan jantung,” kata Dr Michele Miragoli, penulis pertama studi tersebut. Propagasi merupakan proses penyebaran sinyal dari satu tempat ke tempat lain, yakni dalam hal ini sinyal listrik yang dihasilkan jantung.
“Komplikasi dari kolestasis obstetric terjadi paling sering pada trimester terakhir kehamilan, ketika terjadi kepadatan miofibroblas tertinggi pada jantung janin.studi kami menunjukkan bahwa penampakan sel – sel miofibroblas membuat janin rentan terhadap aritmia di kolestasis obstetric. Kami berpikir bahwa penargetan sel – sel ini bias menjadi pendekatan baru yang penting untuk mencegah irama jantung abnormal, tidak hanya pada janin, tetapi juga orang – orang yang memiliki serangan jantung, “ terang Dr Michele.
Para peneliti sepakat mengembangkan penelitian itu.
sumber : media indonesia 18 april 2011
Selasa, 13 Maret 2012
Selasa, 06 Maret 2012
Penalaran , Induksi & Deduktif.
BAHASA INDONESIA II SOFT SKILL
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Metode dalam menalar
1. Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup
2. Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
INDUKSI DAN DEDUKSI
Apa yang dimaksud dengan induksi dan deduksi? Yang akan dibicarakan dalam tulisan ini bukan semata-mata cara pengambilan kesimpulan dalam sebuah paragraf, ya! Pada tulisan ini, akan dibahas mengenai metode berpikir induksi dan deduksi yang biasa digunakan untuk menyimpulkan sesuatu.
Induksi adalah pengambilan kesimpulan secara umum dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari fakta-fakta khusus. Sedangkan deduksi adalah pengambilan kesimpulan untuk suatu atau beberapa kasus khusus yang didasarkan kepada suatu fakta umum.
Pengetahuan induksi dan deduksi diperlukan manusia untuk tetap lolos dari seleksi alam. Tinjau seorang manusia purba bernama Sandi. Pada suatu hari, Sandi melihat seekor singa memangsa Ivan. Pada hari berikutnya, Sandi melihat singa tersebut memangsa Inud. Dari dua kejadian ini, Sandi menyimpulkan: Singa suka memangsa manusia. Hal ini berarti Sandi telah melakukan kesimpulan secara induktif. Beberapa hari kemudian, Sandi bertemu dengan singa. Ia masih ingat kesimpulannya bahwa singa suka memakan manusia (premis mayor). Ia juga tahu bahwa dirinya adalah manusia (premis minor). Sehingga ia menyimpulkan bahwa Singa suka memangsa dirinya. Kesimpulan ini adalah kesimpulan secara deduktif.
Metode berpikir induksi sifatnya spekulatif. Jika diketahui bahwa “Saya butuh makan”, “Evan butuh makan”, “Avi butuh makan”, dan “Steph butuh makan”, maka dengan induksi, kita dapat menyimpulkan bahwa “Semua manusia butuh makan”. Tentu cara pengambilan kesimpulan seperti ini dapat menimbulkan kesalahan. Contohnya, jika diketahui “Teman Saya berkulit putih”, “Orang tua Saya berkulit putih”, dan “Saudara Saya berkulit putih”, maka dengan induksi, kita juga dapat menyimpulkan bahwa “Semua manusia berkulit putih”. Kesimpulan yang diambil dalam metode induksi ini mencakup hal yang lebih luas dari fakta-fakta sebelumnya sehingga berpotensi salah seperti contoh tadi.
Berbeda dengan induksi, metode berpikir deduksi sifatnya pasti. Metode ini dimulai dengan diterimanya suatu premis mayor. Contoh: “Semua manusia akan mati” (premis mayor). Kemudian, anggap kita memiliki premis minor: “Socrates adalah manusia”. Karena Socrates adalah manusia, maka Socrates memiliki sifat-sifat yang dimiliki semua manusia. Oleh karena itu, secara deduktif dapat disimpulkan bahwa Socrates juga akan mati. Dapat juga dikatakan bahwa deduksi bersifat tertutup karena kesimpulan yang diambil tidak boleh ditarik dari luar premis mayor. Asalkan semua premisnya benar, maka kesimpulan yang diambil secara deduktif juga akan benar.
INDUKSI
METODE BERPIKIR SAINTIFIK
Mengenal Alam Sekitar Dengan Induksi
Sewaktu kecil, kita memperhatikan bahwa matahari terbit di timur. Hari berikutnya, masih demikian. Hari berikutnya, masih juga demikian. Sampai hari ini, matahari masih juga terbit di timur. Berdasarkan pengalaman ini, maka kita menyimpulkan bahwa setiap hari matahari terbit di timur. Perhatikan cara pengambilan kesimpulan ini. Fakta-fakta khusus melahirkan sebuah kesimpulan umum. Ini adalah penarikan kesimpulan secara induktif. Apakah dapat dipastikan bahwa esok matahari juga terbit di timur? Tidak. Kita hanya dapat menganggap bahwa sangat besar kemungkinannya untuk matahari terbit di timur lagi pada esok hari. Hal ini sesuai dengan sifat induksi yang spekulatif.
Coba perhatikan, bagaimana kita dapat menyimpulkan bahwa semua benda akan jatuh jika dilepaskan pada ketinggian tertentu? Pertama, kita ambil botol lalu melepaskannya. Botol tersebut jatuh. Kemudian kita melakukan hal yang sama dengan pensil, sandal, batu, kelereng, topi, dan apel. Ternyata semuanya juga jatuh. Dari berbagai percobaan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa semua benda akan jatuh jika dilepaskan pada ketinggian tertentu (induksi). Apakah dapat dipastikan bahwa benda-benda lain pasti akan jatuh jika dilepaskan pada ketinggian tertentu? Tidak. Kita hanya dapat mengatakan bahwa kemungkinan besar benda tersebut akan jatuh juga.
Demikianlah cara kita mengenal hukum-hukum alam pada kegiatan sehari-hari, yaitu dengan cara induksi. Metode induksi ini merupakan metode yang umum digunakan. Berikutnya, kita akan melihat bagaimana sains menggunakan metode ini untuk mengambil kesimpulan.
Sains, Metode Ilmiah, dan Peran Induksi
Syarat suatu ilmu dapat digolongkan ke dalam sains adalah ilmu tersebut dapat dibuktian dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam metoda ilmiah ini, suatu hipotesis harus sesuai dengan eksperimen. Pada eksperimen pertama, hipotesis benar (sesuai hasil pengamatan). Pada eksperimen berikutnya, hipotesis tersebut kembali benar. Pada eksperimen berikutnya lagi, hipotesis tersebut masih juga benar. Dan seterusnya. Dari sejumlah eksperimen yang sudah dilakukan ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hipotesis tersebut benar. Ini adalah pengambilan kesimpulan dengan metode induksi. Apakah dapat dipastikan bahwa hipotesis tersebut juga akan sesuai dengan pengamatan pada eksperimen yang dilakukan di waktu mendatang? Tidak. Kita hanya dapat meyakini bahwa hipotesis tersebut kemungkinan besar sesuai dengan hasil pengamatan pada eksperimen di waktu mendatang.
Dengan penggunaan metode induksi sebagai dasar pola berpikir saintifik, berarti masih terdapat kemungkinan bahwa seluruh pengetahuan pada sains adalah salah! Kalau begitu, apakah yang kita pelajari saat ini adalah kesia-siaan belaka? Tentu tidak. Memang benar bahwa kita tidak dapat memastikan bahwa suatu teori/hipotesis itu benar, namun kita dapat memastikan bahwa teori/hipotesis itu belum salah. Ini adalah landasan berpikir saintifik. Selama masih belum ditemukan kesalahan teori tersebut, maka teori tersebut akan selalu dianggap benar.
Sebagai catatan tambahan, sains juga menggunakan metode berpikir deduksi terutama dalam memprediksi suatu kejadian. Teori adalah premis mayornya. Suatu kesimpulan (dalam hal memprediksi) tidak boleh diambil diluar batasan teori/premis mayor ini.
DEDUKSI
METODE BERPIKIR MATEMATIS
Penalaran Matematika
Matematika bukanlah ilmu yang didasari atas percobaan dan pengamatan sehingga membuatnya dibedakan dengan sains. Perhatikan saja, apakah kebenaran 1+1=2 adalah sesuatu yang kita peroleh melalui percobaan dan pengamatan? Tentu tidak. Kebenaran 1+1=2 merupakan sesuatu yang kita terima begitu saja. Kalau begitu, bagaimana sejumlah teori matematika yang pernah ada dapat muncul? Bagaimana tarikan logika agar kita dapat menyimpulkan bahwa suatu teori itu benar secara matematis?
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa penalaran matematika dimulai dari diterimanya kebenaran beberapa aksioma. Aksioma adalah suatu kebenaran yang dapat kita terima begitu saja (tanpa ada pembuktian apapun). Contoh: Aksioma bilangan bulat yang diusulkan oleh Guiseppe Peano (1858 - 1932). Aksioma tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa suatu bilangan bulat jika ditambahkan dengan 1 (satu), maka akan menghasilkan bilangan bulat pada urutan berikutnya. Contohnya, jika diambil angka “3″, maka jika angka tersebut ditambahkan dengan “1″, maka akan menghasilkan bilangan bulat berikutnya dari “3″, yaitu “4″.
Teorema matematika diturunkan dari satu atau irisan beberapa aksioma. Kebenaran teorema ini harus dapat dibuktikan berdasarkan hukum-hukum yang berlaku pada aksioma. Dengan kata lain, kesimpulan yang diambil pada pembuatan teorema tidak boleh keluar dari ruang lingkup aksioma yang berlaku.
Contoh teorema: Dua ditambah tiga sama dengan lima. Teorema ini dibuktikan (berdasarkan aksioma bilangan bulat oleh Peano) sebagai berikut:
2 + 3
<=> 2+2+1 (2 merupakan bilangan bulat sebelum 3)
<=> 2+1+1+1 (1 merupakan bilangan bulat sebelum 2)
<=> 3+1+1 (3 merupakan bilangan bulat setelah 2)
<=> 4+1 (4 merupakan bilangan bulat setelah 3)
<=> 5 (5 merupakan bilangan bulat setelah 4)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teorema yang menyebutkan 2+3=5 adalah benar!
Deduksi
Dilihat dari cara penurunannya, kesimpulan yang diambil dalam pembuatan teorema adalah kesimpulan yang sifatnya pasti (tidak spekulatif). Asalkan didasari dengan aksioma yang benar, maka teorema-teorema yang diturunkan juga pasti benar. Inilah sifat matematika: pasti. Disebut apakah cara pengambilan kesimpulan seperti ini? Kita sudah mengenal bahwa pengambilan kesimpulan seperti ini disebut dengan metode deduksi.
Aksioma berfungsi sebagai premis mayor dalam pengambilan kesimpulan. Yang berfungsi sebagai premis minor adalah ruang lingkup yang ingin ditelaah oleh sebuah teorema. Hasil penarikan kesimpulan dari kedua premis ini adalah teoremanya.
Untuk kepentingan praktis, terkadang suatu teorema tidak harus diturunkan dari aksioma tetapi cukup diturunkan dari teorema lain yang sudah dibuktikan terlebih dahulu. Selain itu, juga untuk kepentingan praktis, terkadang pembuktian tidak perlu dilakukan secara lengkap. Bisa saja suatu pembuktian itu membiarkan suatu bagian tertentu belum terbuktikan. Bagian ini disebut dengan lemma. Jika lemma ini ternyata salah, maka gagal lah seluruh pembuktian yang sudah
Sumber : http://wisnuops.net/blog/?p=5
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Metode dalam menalar
1. Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup
2. Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
INDUKSI DAN DEDUKSI
Apa yang dimaksud dengan induksi dan deduksi? Yang akan dibicarakan dalam tulisan ini bukan semata-mata cara pengambilan kesimpulan dalam sebuah paragraf, ya! Pada tulisan ini, akan dibahas mengenai metode berpikir induksi dan deduksi yang biasa digunakan untuk menyimpulkan sesuatu.
Induksi adalah pengambilan kesimpulan secara umum dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari fakta-fakta khusus. Sedangkan deduksi adalah pengambilan kesimpulan untuk suatu atau beberapa kasus khusus yang didasarkan kepada suatu fakta umum.
Pengetahuan induksi dan deduksi diperlukan manusia untuk tetap lolos dari seleksi alam. Tinjau seorang manusia purba bernama Sandi. Pada suatu hari, Sandi melihat seekor singa memangsa Ivan. Pada hari berikutnya, Sandi melihat singa tersebut memangsa Inud. Dari dua kejadian ini, Sandi menyimpulkan: Singa suka memangsa manusia. Hal ini berarti Sandi telah melakukan kesimpulan secara induktif. Beberapa hari kemudian, Sandi bertemu dengan singa. Ia masih ingat kesimpulannya bahwa singa suka memakan manusia (premis mayor). Ia juga tahu bahwa dirinya adalah manusia (premis minor). Sehingga ia menyimpulkan bahwa Singa suka memangsa dirinya. Kesimpulan ini adalah kesimpulan secara deduktif.
Metode berpikir induksi sifatnya spekulatif. Jika diketahui bahwa “Saya butuh makan”, “Evan butuh makan”, “Avi butuh makan”, dan “Steph butuh makan”, maka dengan induksi, kita dapat menyimpulkan bahwa “Semua manusia butuh makan”. Tentu cara pengambilan kesimpulan seperti ini dapat menimbulkan kesalahan. Contohnya, jika diketahui “Teman Saya berkulit putih”, “Orang tua Saya berkulit putih”, dan “Saudara Saya berkulit putih”, maka dengan induksi, kita juga dapat menyimpulkan bahwa “Semua manusia berkulit putih”. Kesimpulan yang diambil dalam metode induksi ini mencakup hal yang lebih luas dari fakta-fakta sebelumnya sehingga berpotensi salah seperti contoh tadi.
Berbeda dengan induksi, metode berpikir deduksi sifatnya pasti. Metode ini dimulai dengan diterimanya suatu premis mayor. Contoh: “Semua manusia akan mati” (premis mayor). Kemudian, anggap kita memiliki premis minor: “Socrates adalah manusia”. Karena Socrates adalah manusia, maka Socrates memiliki sifat-sifat yang dimiliki semua manusia. Oleh karena itu, secara deduktif dapat disimpulkan bahwa Socrates juga akan mati. Dapat juga dikatakan bahwa deduksi bersifat tertutup karena kesimpulan yang diambil tidak boleh ditarik dari luar premis mayor. Asalkan semua premisnya benar, maka kesimpulan yang diambil secara deduktif juga akan benar.
INDUKSI
METODE BERPIKIR SAINTIFIK
Mengenal Alam Sekitar Dengan Induksi
Sewaktu kecil, kita memperhatikan bahwa matahari terbit di timur. Hari berikutnya, masih demikian. Hari berikutnya, masih juga demikian. Sampai hari ini, matahari masih juga terbit di timur. Berdasarkan pengalaman ini, maka kita menyimpulkan bahwa setiap hari matahari terbit di timur. Perhatikan cara pengambilan kesimpulan ini. Fakta-fakta khusus melahirkan sebuah kesimpulan umum. Ini adalah penarikan kesimpulan secara induktif. Apakah dapat dipastikan bahwa esok matahari juga terbit di timur? Tidak. Kita hanya dapat menganggap bahwa sangat besar kemungkinannya untuk matahari terbit di timur lagi pada esok hari. Hal ini sesuai dengan sifat induksi yang spekulatif.
Coba perhatikan, bagaimana kita dapat menyimpulkan bahwa semua benda akan jatuh jika dilepaskan pada ketinggian tertentu? Pertama, kita ambil botol lalu melepaskannya. Botol tersebut jatuh. Kemudian kita melakukan hal yang sama dengan pensil, sandal, batu, kelereng, topi, dan apel. Ternyata semuanya juga jatuh. Dari berbagai percobaan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa semua benda akan jatuh jika dilepaskan pada ketinggian tertentu (induksi). Apakah dapat dipastikan bahwa benda-benda lain pasti akan jatuh jika dilepaskan pada ketinggian tertentu? Tidak. Kita hanya dapat mengatakan bahwa kemungkinan besar benda tersebut akan jatuh juga.
Demikianlah cara kita mengenal hukum-hukum alam pada kegiatan sehari-hari, yaitu dengan cara induksi. Metode induksi ini merupakan metode yang umum digunakan. Berikutnya, kita akan melihat bagaimana sains menggunakan metode ini untuk mengambil kesimpulan.
Sains, Metode Ilmiah, dan Peran Induksi
Syarat suatu ilmu dapat digolongkan ke dalam sains adalah ilmu tersebut dapat dibuktian dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam metoda ilmiah ini, suatu hipotesis harus sesuai dengan eksperimen. Pada eksperimen pertama, hipotesis benar (sesuai hasil pengamatan). Pada eksperimen berikutnya, hipotesis tersebut kembali benar. Pada eksperimen berikutnya lagi, hipotesis tersebut masih juga benar. Dan seterusnya. Dari sejumlah eksperimen yang sudah dilakukan ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hipotesis tersebut benar. Ini adalah pengambilan kesimpulan dengan metode induksi. Apakah dapat dipastikan bahwa hipotesis tersebut juga akan sesuai dengan pengamatan pada eksperimen yang dilakukan di waktu mendatang? Tidak. Kita hanya dapat meyakini bahwa hipotesis tersebut kemungkinan besar sesuai dengan hasil pengamatan pada eksperimen di waktu mendatang.
Dengan penggunaan metode induksi sebagai dasar pola berpikir saintifik, berarti masih terdapat kemungkinan bahwa seluruh pengetahuan pada sains adalah salah! Kalau begitu, apakah yang kita pelajari saat ini adalah kesia-siaan belaka? Tentu tidak. Memang benar bahwa kita tidak dapat memastikan bahwa suatu teori/hipotesis itu benar, namun kita dapat memastikan bahwa teori/hipotesis itu belum salah. Ini adalah landasan berpikir saintifik. Selama masih belum ditemukan kesalahan teori tersebut, maka teori tersebut akan selalu dianggap benar.
Sebagai catatan tambahan, sains juga menggunakan metode berpikir deduksi terutama dalam memprediksi suatu kejadian. Teori adalah premis mayornya. Suatu kesimpulan (dalam hal memprediksi) tidak boleh diambil diluar batasan teori/premis mayor ini.
DEDUKSI
METODE BERPIKIR MATEMATIS
Penalaran Matematika
Matematika bukanlah ilmu yang didasari atas percobaan dan pengamatan sehingga membuatnya dibedakan dengan sains. Perhatikan saja, apakah kebenaran 1+1=2 adalah sesuatu yang kita peroleh melalui percobaan dan pengamatan? Tentu tidak. Kebenaran 1+1=2 merupakan sesuatu yang kita terima begitu saja. Kalau begitu, bagaimana sejumlah teori matematika yang pernah ada dapat muncul? Bagaimana tarikan logika agar kita dapat menyimpulkan bahwa suatu teori itu benar secara matematis?
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa penalaran matematika dimulai dari diterimanya kebenaran beberapa aksioma. Aksioma adalah suatu kebenaran yang dapat kita terima begitu saja (tanpa ada pembuktian apapun). Contoh: Aksioma bilangan bulat yang diusulkan oleh Guiseppe Peano (1858 - 1932). Aksioma tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa suatu bilangan bulat jika ditambahkan dengan 1 (satu), maka akan menghasilkan bilangan bulat pada urutan berikutnya. Contohnya, jika diambil angka “3″, maka jika angka tersebut ditambahkan dengan “1″, maka akan menghasilkan bilangan bulat berikutnya dari “3″, yaitu “4″.
Teorema matematika diturunkan dari satu atau irisan beberapa aksioma. Kebenaran teorema ini harus dapat dibuktikan berdasarkan hukum-hukum yang berlaku pada aksioma. Dengan kata lain, kesimpulan yang diambil pada pembuatan teorema tidak boleh keluar dari ruang lingkup aksioma yang berlaku.
Contoh teorema: Dua ditambah tiga sama dengan lima. Teorema ini dibuktikan (berdasarkan aksioma bilangan bulat oleh Peano) sebagai berikut:
2 + 3
<=> 2+2+1 (2 merupakan bilangan bulat sebelum 3)
<=> 2+1+1+1 (1 merupakan bilangan bulat sebelum 2)
<=> 3+1+1 (3 merupakan bilangan bulat setelah 2)
<=> 4+1 (4 merupakan bilangan bulat setelah 3)
<=> 5 (5 merupakan bilangan bulat setelah 4)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa teorema yang menyebutkan 2+3=5 adalah benar!
Deduksi
Dilihat dari cara penurunannya, kesimpulan yang diambil dalam pembuatan teorema adalah kesimpulan yang sifatnya pasti (tidak spekulatif). Asalkan didasari dengan aksioma yang benar, maka teorema-teorema yang diturunkan juga pasti benar. Inilah sifat matematika: pasti. Disebut apakah cara pengambilan kesimpulan seperti ini? Kita sudah mengenal bahwa pengambilan kesimpulan seperti ini disebut dengan metode deduksi.
Aksioma berfungsi sebagai premis mayor dalam pengambilan kesimpulan. Yang berfungsi sebagai premis minor adalah ruang lingkup yang ingin ditelaah oleh sebuah teorema. Hasil penarikan kesimpulan dari kedua premis ini adalah teoremanya.
Untuk kepentingan praktis, terkadang suatu teorema tidak harus diturunkan dari aksioma tetapi cukup diturunkan dari teorema lain yang sudah dibuktikan terlebih dahulu. Selain itu, juga untuk kepentingan praktis, terkadang pembuktian tidak perlu dilakukan secara lengkap. Bisa saja suatu pembuktian itu membiarkan suatu bagian tertentu belum terbuktikan. Bagian ini disebut dengan lemma. Jika lemma ini ternyata salah, maka gagal lah seluruh pembuktian yang sudah
Sumber : http://wisnuops.net/blog/?p=5
Senin, 21 November 2011
Sabtu, 19 November 2011
Mewaspadai Ragam Kanker Saluran Cerna
Kanker merupakan penyakit yang bisa menyerang berbagai organ tubuh, termasuk saluran cerna. Mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, hingga anus dapat terserang sel – sel ganas itu. Pun demikian dengan organ yang terlibat dalam pencernaan makanan seperti hati, limpa, dan pankreas.
Diantara berbagai kanker saluran cerna, yang paling sering ditemui ialah kanker usus besar (kolon), hati, dan lambung. Di Indonesia, kanker kolon bahkan menempati urutan ketiga dalam daftar kasus kanker terbanyak setelah kanker payudara dan leher rahim.
” hampir setiap hari saya menerima pasien yang harus menjalani operasi pemotongan usus besar karena kanker,” ujar konsultan bedah digestif RS Dharmais dr Fajar Firsyada SpB – KBD, di Jakarta, Kemarin. Sayangnya, lanjut Fajar, meski kasusnya terbilang banyak, pengetahuan masyarakat akan kanker saluran cerna sepertinya belum memadai. Terbukti, sebagian besar kasus yang diperikasakan ke RS sudah dalam stadium lanjut, yakni stadium tiga atau empat ketika kanker sudah menyebar ke organ tubuh lain.
Lebih lanjut fajar menjelaskan sejumlah gejala kanker saluran cerna yang perlu diwaspadai. Untuk kanker hati, gejalanya antara lain penurunan berat badan, mual muntah, demam, kulit dan mata menguning, feses menghitam, kadang disertai ketegangan pada perut dan nyeri.
” untuk memastikannya, perlu pemerikasaan USG hati, kadar alfa fetoprotein di darah, dan biopsi jaringan hati,” jelas Fajar. Golongan berisiko kanker hati antara lain penderita hepatitis B dan C, pecandu alkohol, dan mereka yang punya riwayat keluarga penderita kanker hati. Kalangan tersebut disarankan melakukan pemerikasaan berkala demi mengantisipasi dan mendeteksi dini kanker hati. Kanker selanjutnya ialah kanker esofagus. Gejalanya antara lain, sulit menelan makanan padat ataupun cair, nyeri dada, feses menghitam, dan penurunan berat badan.
Adapun pada kanker lambung, gejalanya kadang sulit dikenali. Bisa saja penderita hanya merasakan ketidaknyamanan di perut seperti gejala maag. Namun bila kanker sudah mencapai tahap lanjut gejala yang muncul ialah feses menghitam, nyeri lambung, dan penurunan berat badan. “ karena itulah, mereka yang mengalami keluhan maag kronis atau berulang tidak kunjung sembuh disarankan untuk melakukan pemeriksaan endoskopi atau gastroskopi ( peneropongan kondisi dalam lambung), jangan hanya mengandalkan obat – obatan maag,” kata fajar mewanti – wanti.
Kanker saluran cerna jenis berikutnya ialah kanker usus halus. Kanker tersebut termasuk jarang terjadi. Gejalanya juga tidak spesifik. Tapi, bila ukuran kanker sudah besar, akan menimbulkan gejala penyumbatan usus. Sementara itu, pada kanker usus besar, gejala yang spesifik ialah perubahan pola buang air besar, misalnya frekuensinya berkurang dan bentuk feses seperti kotoran kambing. Lainnya, nyeri perut, berat badan turun, dan wajah pucat karena anemia. Feses yang berdarah juga gejala khas kanker kolon. “ jadi feses berdarah tidak selalu gejala ambeien atau wasir. Jika mendapati gejala itu, mintalah dokter memastikannya,” pesan Fajar.
Gaya hidup
Meski timbulnya kanker dipengaruhi faktor genetik yang sulit dimodifikasi, gaya hidup juga ikut jadi penentu. Bahkan, belakangan gaya hidup ditenggarai lebih banyak berpengaruh terhadap peningkatan kasus kanker, terutama kanker saluran cerna.
“ kanker saluran cerna ialah jenis kanker yang paling dipengaruhi oleh lingkungan dan gaya hidup,”. Gaya hidup tidak sehat yang memicu kanker antara lain kebiasaan merokok, konsumsi danging merah, kurang konsumsi buah dan sayuran, kurang olahraga, dan obesitas. Konsumsi makanan tinggi lemak serta makanan yang diolah dengan dibakar dan digoreng pada suhu tinggi juga menjadi faktor pemicu kanker.
“ pembakaran makanan hingga kehitaman memunculkan zat heterosiklis amina yang bersifat karsinogenik. Demikian juga proses penggorengan suhu tinggi yang biasa dilakukan pada makanan cepat saji, memunculkan zat akrilamida yang juga karsinogenik,” terang Fajar
Modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat jelas diperlukan dalam mencegah kanker. Hal penting lainnya ialah upaya deteksi dini, semakin dini kanker ditemukan dan ditangani hasilnya semakin baik.
“ untuk kasus kanker kolorektal, misalnya ditangani, jika ditangani pada stadium I, harapan hidup mencapai lima tahun kemudian mencapai 85% - 99%. Tapi kalau ditangani pada stadium IV harapannya tinggal 5%,”terang Fajar.
Deteksi dini dilakukan denga imaging berkala. Antara lain, pemeriksaan kolonoskopi, gastroskopi, atau endoskopi. Prinsipnya, pemeriksaan itu dilakukan dengan meneropong keadaan di dalam saluran cerna sehingga ketika ada kelainan sekecil apapun, bisa langsung ditangani. Bila hasil pemerikasaan menunjukkan adanya kanker, penanganan tidak boleh ditunda – tunda. Umumnya penanganan kanker meliputi operasi pengangkatan tumor, radioterapi.
Bagaimana dengan obat herbal? Menurut Fajar, boleh saja obat herbal dikonsumsi asal pengobatan medis tidak ditinggalkan. Cara konsumsinya pun perlu diatur demi mencegah efek samping dari interaksi obat medis dan herbal.
Perlu diketahui, obat herbal juga bisa punya efek samping, hanya jenisnya belum diketahui secara pasti karena belum diteliti. Sebagai contoh, daun sirsak yang sangat popular ternyata menimbulkan Parkinson ketika dikonsumsi secara belebihan. Jadi, perlu berhati – hati.
Sumber : Media Indonesia 21 sep 2011 Eni Kartinah.
Diantara berbagai kanker saluran cerna, yang paling sering ditemui ialah kanker usus besar (kolon), hati, dan lambung. Di Indonesia, kanker kolon bahkan menempati urutan ketiga dalam daftar kasus kanker terbanyak setelah kanker payudara dan leher rahim.
” hampir setiap hari saya menerima pasien yang harus menjalani operasi pemotongan usus besar karena kanker,” ujar konsultan bedah digestif RS Dharmais dr Fajar Firsyada SpB – KBD, di Jakarta, Kemarin. Sayangnya, lanjut Fajar, meski kasusnya terbilang banyak, pengetahuan masyarakat akan kanker saluran cerna sepertinya belum memadai. Terbukti, sebagian besar kasus yang diperikasakan ke RS sudah dalam stadium lanjut, yakni stadium tiga atau empat ketika kanker sudah menyebar ke organ tubuh lain.
Lebih lanjut fajar menjelaskan sejumlah gejala kanker saluran cerna yang perlu diwaspadai. Untuk kanker hati, gejalanya antara lain penurunan berat badan, mual muntah, demam, kulit dan mata menguning, feses menghitam, kadang disertai ketegangan pada perut dan nyeri.
” untuk memastikannya, perlu pemerikasaan USG hati, kadar alfa fetoprotein di darah, dan biopsi jaringan hati,” jelas Fajar. Golongan berisiko kanker hati antara lain penderita hepatitis B dan C, pecandu alkohol, dan mereka yang punya riwayat keluarga penderita kanker hati. Kalangan tersebut disarankan melakukan pemerikasaan berkala demi mengantisipasi dan mendeteksi dini kanker hati. Kanker selanjutnya ialah kanker esofagus. Gejalanya antara lain, sulit menelan makanan padat ataupun cair, nyeri dada, feses menghitam, dan penurunan berat badan.
Adapun pada kanker lambung, gejalanya kadang sulit dikenali. Bisa saja penderita hanya merasakan ketidaknyamanan di perut seperti gejala maag. Namun bila kanker sudah mencapai tahap lanjut gejala yang muncul ialah feses menghitam, nyeri lambung, dan penurunan berat badan. “ karena itulah, mereka yang mengalami keluhan maag kronis atau berulang tidak kunjung sembuh disarankan untuk melakukan pemeriksaan endoskopi atau gastroskopi ( peneropongan kondisi dalam lambung), jangan hanya mengandalkan obat – obatan maag,” kata fajar mewanti – wanti.
Kanker saluran cerna jenis berikutnya ialah kanker usus halus. Kanker tersebut termasuk jarang terjadi. Gejalanya juga tidak spesifik. Tapi, bila ukuran kanker sudah besar, akan menimbulkan gejala penyumbatan usus. Sementara itu, pada kanker usus besar, gejala yang spesifik ialah perubahan pola buang air besar, misalnya frekuensinya berkurang dan bentuk feses seperti kotoran kambing. Lainnya, nyeri perut, berat badan turun, dan wajah pucat karena anemia. Feses yang berdarah juga gejala khas kanker kolon. “ jadi feses berdarah tidak selalu gejala ambeien atau wasir. Jika mendapati gejala itu, mintalah dokter memastikannya,” pesan Fajar.
Gaya hidup
Meski timbulnya kanker dipengaruhi faktor genetik yang sulit dimodifikasi, gaya hidup juga ikut jadi penentu. Bahkan, belakangan gaya hidup ditenggarai lebih banyak berpengaruh terhadap peningkatan kasus kanker, terutama kanker saluran cerna.
“ kanker saluran cerna ialah jenis kanker yang paling dipengaruhi oleh lingkungan dan gaya hidup,”. Gaya hidup tidak sehat yang memicu kanker antara lain kebiasaan merokok, konsumsi danging merah, kurang konsumsi buah dan sayuran, kurang olahraga, dan obesitas. Konsumsi makanan tinggi lemak serta makanan yang diolah dengan dibakar dan digoreng pada suhu tinggi juga menjadi faktor pemicu kanker.
“ pembakaran makanan hingga kehitaman memunculkan zat heterosiklis amina yang bersifat karsinogenik. Demikian juga proses penggorengan suhu tinggi yang biasa dilakukan pada makanan cepat saji, memunculkan zat akrilamida yang juga karsinogenik,” terang Fajar
Modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat jelas diperlukan dalam mencegah kanker. Hal penting lainnya ialah upaya deteksi dini, semakin dini kanker ditemukan dan ditangani hasilnya semakin baik.
“ untuk kasus kanker kolorektal, misalnya ditangani, jika ditangani pada stadium I, harapan hidup mencapai lima tahun kemudian mencapai 85% - 99%. Tapi kalau ditangani pada stadium IV harapannya tinggal 5%,”terang Fajar.
Deteksi dini dilakukan denga imaging berkala. Antara lain, pemeriksaan kolonoskopi, gastroskopi, atau endoskopi. Prinsipnya, pemeriksaan itu dilakukan dengan meneropong keadaan di dalam saluran cerna sehingga ketika ada kelainan sekecil apapun, bisa langsung ditangani. Bila hasil pemerikasaan menunjukkan adanya kanker, penanganan tidak boleh ditunda – tunda. Umumnya penanganan kanker meliputi operasi pengangkatan tumor, radioterapi.
Bagaimana dengan obat herbal? Menurut Fajar, boleh saja obat herbal dikonsumsi asal pengobatan medis tidak ditinggalkan. Cara konsumsinya pun perlu diatur demi mencegah efek samping dari interaksi obat medis dan herbal.
Perlu diketahui, obat herbal juga bisa punya efek samping, hanya jenisnya belum diketahui secara pasti karena belum diteliti. Sebagai contoh, daun sirsak yang sangat popular ternyata menimbulkan Parkinson ketika dikonsumsi secara belebihan. Jadi, perlu berhati – hati.
Sumber : Media Indonesia 21 sep 2011 Eni Kartinah.
Senin, 14 November 2011
Perilaku Konsumen Internasional
Perilaku Konsumen Internasional
A. Definisi perilaku konsumen internasional.
Menurut American Marketing Association, perilaku konsumen didefinisikan sebagai: interaksi dinamis antara pengaruh & kognisi, perilaku & kejadian di sekitarnya dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.
Ada 3 ide penting dalam definisi tersebut :
1. Perilaku konsumen adalah dinamis, artinya : konsumen atau kelompok konsumen selalu berubah & bergerak sepanjang waktu.
2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi, artinya : memahami konsumen & mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, sehingga harus memahami apa yang mereka pikirkan ( kognisi ), apa yang mereka rasakan ( pengaruh ), apa yang mereka lakukan ( perilaku ), dan apa serta dimana ( kejadian disekitarnya ).
3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran di antara individu.
B. Proses Psikologis pada perilaku konsumen internasional.
Affect ( afeksi ). Merupakan segala sesuatu yang melibatkan perasaan terhadap tanggapan dari penilaian positif atau negatif, senang atau benci dan dalam intensitas atau tingkatan pergerakan badan.
Tanggapan afektif diciptakan oleh sistem afektif. Ada 5 sifat dasar dari sistem afektif, yaitu :
1. Reaktif , artinya tanpa rencana, tanpa tujuan, atau tanpa keputusan terjadi dengan segera & otomatis dari aspek nyata pada lingkungan. Misal : warna kesukaan.
2. Masyarakat memiliki kontrol langsung yang kecil, misalnya perlakuan kasar salesman menyebabkan frustasi / marah, kerumunan / antrian pembelian di sebuah toko menyebabkan perasaan tidak nyaman / frustasi sehingga meninggalkan toko.
3. Fisik ada dalam tubuh manusia, misal rasa gugup akibat kegembiraan membeli suatu produk yang sangat penting ( rumah atau mobil ).
4. Dapat menanggapi berbagai jenis rangsangan. Misal : tanggapan evaluasi pada objek atau situasional.
5. Belajar ( penilaian / perasaan ) misalya : pengalaman, pengetahuan & interaksi.
Kognitif ( cognition ) menurut anderson; 1985 merupakan proses mental yang dikembangkan oleh sistem, yaitu pengertian, penilaian, perencanaan, penetapan & proses berpikir.
1. Pengertian : menginterprestasikan atau menetapkan arti aspek khusus lingkungan seseorang.
2. Penilaian : menetapkan apakah suatu aspek lingkungan / perilaku pribadi seseorang adalah baik / buruk, positif / negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan.
3. Perencanaan : menetapkan bagaimana memecahkan suatu permasalahan atau mencapai tujuan.
4. Penetapan : membandingkan alternatif pemecahan suatu masalah dari sudut pandang sifat yang relevan & mencari alternatif terbaik.
5. berpikir : aktivitas kognitif yang muncul di sepanjang proses pengertian, penilaian, perencanaan & penetapan.
Pengambilan keputusan konsumen melibatkan 3 proses kognitif yang penting, yaitu :
1. Konsumen harus menerjemahkan informasi yang relevan di lingkungan sekitar untuk menciptakan arti atau pengetahuan personal.
2. Konsumen harus mengkombinasikan atau mengintegrasikan pengetahuan tersebut sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang mungkin dan untuk menetapkan perilaku di antara perilaku yang ada.
3. Konsumen harus mengungkap ulang pengetahuan produk dari ingatannya untuk digunakan dalam proses integrasi dan interprestasi
Implikasi terhadap strategi pemasaran.
1. Afeksi : situasi pemanfaatan yang tepat, disamping evaluasi, perasaan dan emosi afeksi sangat penting terhadap produk perasaan ( feeling product ) termasuk makanan ( donat, es krim & pizza ), minuman, kartu ucapan & dll.
2. Kognisi : citra merek, desain produk, iklan & tata letak toko.
C. Sumber daya konsumen
Konsumen memiliki 3 sumber daya utama yang mereka gunakan dalam proses pertukaran, yaitu :
1. SD. Ekonomi.
2. SD. Temporal.
3. SD. Kognitif
1. SD. Ekonomi.
Hubungan antara pendapatan & pengeluaran sebagai yang diungkap dalam “Engel’s Laws of
Consumption” (kaidah Engel mengenai konsumsi). Kaidah tersebut mengandung 4 proposisi mengenai
hubungan antara pendapatan keluarga & proposi yang dibelanjakan untuk kategori seperti Makanan, Pakaian,
Pondokan & Lain-lain (:pendidikan, kesehatan, rekreasi, dsb). Konsep GNP/kapita digunakan untuk mengembangkan pengertian yang lebih baik mengenai peranan
pendapatan dalam menentukan pengeluaran keseluruhan untuk berbagai produk. Dengan mengetahui tingkat
pengeluaran umum & menghubungkan dengan GNP/kapita target pasar suatu perusahaan dapat memberikan
estimasi mengenai potensi pasar di dalam kategori produk.
2. SD. Temporal.
Bila ditinjau SD. Temporal, SD. Konsumen terdiri atas 2 kendala anggaran :
1. Anggaran waktu yang mencerminkan preferensi gaya hidup pribadi mereka. Kemiskinan waktu yang semakin banyak dialami orang Amerika, waktu yang dihabiskan ditempat kerja setiap minggu (termasuk
waktu pulang pergi, pekerjaan rumah tangga, & pekerjaan sekolah) meningkat dari 40,6 jam (tahun 1973)
menjadi 47,3 jam (tahun 1984) & untuk waktu senggang turun dari 26,2 jam menjadi 18.1 jam perminggu.
(Waktu senggang, menurut Voss, waktu senggang : periode waktu yang di acu sebagai waktu yang
dapat digunakan secara leluasa.
2. Anggaran uang yang mencerminkan suatu peningkatan pendapatan perkapita konsumen untuk
dibelanjakan dalam usaha memenuhi kebutuhan.
Berdasarkan pada SD. Temporal, suatu produk dikategorikan menjadi 2 sifat waktu konsumen, yaitu :
1. Barang yang menggunakan waktu, misalnya : menonton TV, Film di bioskop, memancing, bermain ski,
tenis, yang kesemuanya dikategorikan pada waktu senggang.
2. Barang penghemat waktu, misalnya : fast food, jasa laundry, pesawat jet, mesin cuci, telepon / HP.
3. SD. Kognitif.
Menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi.
Alokasi kapasitas kognitif dikenal sebagai : Perhatian (attention) yang terdiri dari 2 dimensi, yaitu :
1. Arahan (direction) menggambarkan fokus perhatian yang artinya : konsumen tidak dapat mengolah
semua stimulus internal & eksternal yang tersedia pada saat tertentu karena SD. Yang terbatas.
2. Intensitas mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu, artnya : konsumen
akan sering mengalokasikan hanya kapasitas yang diperlukan untuk mengidentifikasi stimulus sebelum
mengarahan kembali perhatian mereka ke tempat lain, misal : konsumen dalam pasar untuk mobil baru
yang membaca iklan mobil.
II. M O T I V A S I.
Motif (motive) adalah : pra disposisi langgeng yang menggugah & mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu.
Ekspresi motivasi dalam pembelian & pemakaian produk ada 2 macam (TC. Sinivasan, 1987:96-101), yaitu :
1. Utilitarian : sifat produk yang objektif / rasional. Misal : seorang pembeli potensial membandingkan
mobil mewah Eropa berdasarkan pada dimensi objektif, yaitu : ruang untuk kepala, ruang tempat duduk
belakang, akselerasi & sistem pengunci otomatis.
2. Hedonik mencakup respon emosional, kesenangan, panca indera, mimpi & pertimbangan estetis. Misalnya
: (lanjutan contoh Utilitarian) mobil mewah tersebut dipertimbangkan berdasarkan pengalaman seperti
status & prestise yang didapat dengan memiliki mobil kelas atas & perasaan senang semata dalam
mengemudikan.
Ringkasan klasifikasi kebutuhan konsumen :
1. Fisiologis : dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar haus, dan kebutuhan tubuh lainnya.
Misal : makan, minum dan pakaian.
2. Keamanan : berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik & keamanan. Misalnya : perumahan,
3. Afiliasi & Pemilikan : kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang yang penting bagi mereka.
Misal : memperoleh pekerjaan yang layak.
4. Prestasi : keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi. Misal : kesuksesan dalam
sekolah / pekerjaan
5. Kekuasaan : keinginan untuk mendapatkan kendali atas nasib sendiri & nasib orang lain. Misal : menjadi
seorang pemimpin
6. Ekspresi diri : kebutuhan untuk mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri & dipandang penting oleh
orang lain. Misal : kebebasan berpendapat, menciptakan sesuatu / menemukan sesuatu, rekreasi
7. Urutan & Pengertian : keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian,
sistematisasi & pembangunan sistem nilai. Misal : melanjutkan sekolah ke PT sampai program magister.
8. Pencarian variasi : pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis & stimulasi yang dipilih kerap
diekspresikan sebagai pencarian variasi. Misalnya : rumah atau mobil mewah.
9. Atribusi sebab-akibat : estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian & tindakan. Misal : kebutuhan
yang diimpikannnya, pengalaman pribadi, pemilikan produk didasarkan pada prestise, wibawa & status
III. K E T E R L I B A T A N.
Keterlibatan (Antil, 1989: 204) :
Tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan &/atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus didalam situasi
spesifik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan, yaitu :
1. Relevansi pribadi intrinsik mengacu pada pengetahuan arti-akhir (melalui pengalaman masa lalu)
konsumen yang disimpan dalam ingatan (pada saat konsumen menggunakan atau memperhatikan orang lain
menggunakannya). Pada tampilan 2.3. menggambarkan bahwa relevansi-pribadi intrinsik adalah suatu ciri
konsumen & ciri produk. Misalnya : konsumen akan membeli tape radio, sehingga ia memperhatikan ciri,
fasilitas dan keunggulan dari berbagai tipe yang ada yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
2. Relevansi pribadi situasional ditentukan oleh aspek lingkungan fisik & sosial yang ada disekitar kita yang
segera mengaktifkan konsekuensi & nilai penting sehingga membuat produk & merek terlihat secara
pribadi relevan. Misal : suatu poster “Potongan Harga 50% Produk Alat Pancing” dapat mengaktifkan
konsumen yang hobi memancing (saya dapat membeli alat pancing dengan murah), waktu cuaca panas,
sepasang kekasih tersebut ingin santai & beristirahat, maka akan membuat aktivitas membeli es krim &
pergi ke bioskop ber AC.
sumber : Google, STAN
A. Definisi perilaku konsumen internasional.
Menurut American Marketing Association, perilaku konsumen didefinisikan sebagai: interaksi dinamis antara pengaruh & kognisi, perilaku & kejadian di sekitarnya dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.
Ada 3 ide penting dalam definisi tersebut :
1. Perilaku konsumen adalah dinamis, artinya : konsumen atau kelompok konsumen selalu berubah & bergerak sepanjang waktu.
2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi, artinya : memahami konsumen & mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, sehingga harus memahami apa yang mereka pikirkan ( kognisi ), apa yang mereka rasakan ( pengaruh ), apa yang mereka lakukan ( perilaku ), dan apa serta dimana ( kejadian disekitarnya ).
3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran di antara individu.
B. Proses Psikologis pada perilaku konsumen internasional.
Affect ( afeksi ). Merupakan segala sesuatu yang melibatkan perasaan terhadap tanggapan dari penilaian positif atau negatif, senang atau benci dan dalam intensitas atau tingkatan pergerakan badan.
Tanggapan afektif diciptakan oleh sistem afektif. Ada 5 sifat dasar dari sistem afektif, yaitu :
1. Reaktif , artinya tanpa rencana, tanpa tujuan, atau tanpa keputusan terjadi dengan segera & otomatis dari aspek nyata pada lingkungan. Misal : warna kesukaan.
2. Masyarakat memiliki kontrol langsung yang kecil, misalnya perlakuan kasar salesman menyebabkan frustasi / marah, kerumunan / antrian pembelian di sebuah toko menyebabkan perasaan tidak nyaman / frustasi sehingga meninggalkan toko.
3. Fisik ada dalam tubuh manusia, misal rasa gugup akibat kegembiraan membeli suatu produk yang sangat penting ( rumah atau mobil ).
4. Dapat menanggapi berbagai jenis rangsangan. Misal : tanggapan evaluasi pada objek atau situasional.
5. Belajar ( penilaian / perasaan ) misalya : pengalaman, pengetahuan & interaksi.
Kognitif ( cognition ) menurut anderson; 1985 merupakan proses mental yang dikembangkan oleh sistem, yaitu pengertian, penilaian, perencanaan, penetapan & proses berpikir.
1. Pengertian : menginterprestasikan atau menetapkan arti aspek khusus lingkungan seseorang.
2. Penilaian : menetapkan apakah suatu aspek lingkungan / perilaku pribadi seseorang adalah baik / buruk, positif / negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan.
3. Perencanaan : menetapkan bagaimana memecahkan suatu permasalahan atau mencapai tujuan.
4. Penetapan : membandingkan alternatif pemecahan suatu masalah dari sudut pandang sifat yang relevan & mencari alternatif terbaik.
5. berpikir : aktivitas kognitif yang muncul di sepanjang proses pengertian, penilaian, perencanaan & penetapan.
Pengambilan keputusan konsumen melibatkan 3 proses kognitif yang penting, yaitu :
1. Konsumen harus menerjemahkan informasi yang relevan di lingkungan sekitar untuk menciptakan arti atau pengetahuan personal.
2. Konsumen harus mengkombinasikan atau mengintegrasikan pengetahuan tersebut sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang mungkin dan untuk menetapkan perilaku di antara perilaku yang ada.
3. Konsumen harus mengungkap ulang pengetahuan produk dari ingatannya untuk digunakan dalam proses integrasi dan interprestasi
Implikasi terhadap strategi pemasaran.
1. Afeksi : situasi pemanfaatan yang tepat, disamping evaluasi, perasaan dan emosi afeksi sangat penting terhadap produk perasaan ( feeling product ) termasuk makanan ( donat, es krim & pizza ), minuman, kartu ucapan & dll.
2. Kognisi : citra merek, desain produk, iklan & tata letak toko.
C. Sumber daya konsumen
Konsumen memiliki 3 sumber daya utama yang mereka gunakan dalam proses pertukaran, yaitu :
1. SD. Ekonomi.
2. SD. Temporal.
3. SD. Kognitif
1. SD. Ekonomi.
Hubungan antara pendapatan & pengeluaran sebagai yang diungkap dalam “Engel’s Laws of
Consumption” (kaidah Engel mengenai konsumsi). Kaidah tersebut mengandung 4 proposisi mengenai
hubungan antara pendapatan keluarga & proposi yang dibelanjakan untuk kategori seperti Makanan, Pakaian,
Pondokan & Lain-lain (:pendidikan, kesehatan, rekreasi, dsb). Konsep GNP/kapita digunakan untuk mengembangkan pengertian yang lebih baik mengenai peranan
pendapatan dalam menentukan pengeluaran keseluruhan untuk berbagai produk. Dengan mengetahui tingkat
pengeluaran umum & menghubungkan dengan GNP/kapita target pasar suatu perusahaan dapat memberikan
estimasi mengenai potensi pasar di dalam kategori produk.
2. SD. Temporal.
Bila ditinjau SD. Temporal, SD. Konsumen terdiri atas 2 kendala anggaran :
1. Anggaran waktu yang mencerminkan preferensi gaya hidup pribadi mereka. Kemiskinan waktu yang semakin banyak dialami orang Amerika, waktu yang dihabiskan ditempat kerja setiap minggu (termasuk
waktu pulang pergi, pekerjaan rumah tangga, & pekerjaan sekolah) meningkat dari 40,6 jam (tahun 1973)
menjadi 47,3 jam (tahun 1984) & untuk waktu senggang turun dari 26,2 jam menjadi 18.1 jam perminggu.
(Waktu senggang, menurut Voss, waktu senggang : periode waktu yang di acu sebagai waktu yang
dapat digunakan secara leluasa.
2. Anggaran uang yang mencerminkan suatu peningkatan pendapatan perkapita konsumen untuk
dibelanjakan dalam usaha memenuhi kebutuhan.
Berdasarkan pada SD. Temporal, suatu produk dikategorikan menjadi 2 sifat waktu konsumen, yaitu :
1. Barang yang menggunakan waktu, misalnya : menonton TV, Film di bioskop, memancing, bermain ski,
tenis, yang kesemuanya dikategorikan pada waktu senggang.
2. Barang penghemat waktu, misalnya : fast food, jasa laundry, pesawat jet, mesin cuci, telepon / HP.
3. SD. Kognitif.
Menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi.
Alokasi kapasitas kognitif dikenal sebagai : Perhatian (attention) yang terdiri dari 2 dimensi, yaitu :
1. Arahan (direction) menggambarkan fokus perhatian yang artinya : konsumen tidak dapat mengolah
semua stimulus internal & eksternal yang tersedia pada saat tertentu karena SD. Yang terbatas.
2. Intensitas mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu, artnya : konsumen
akan sering mengalokasikan hanya kapasitas yang diperlukan untuk mengidentifikasi stimulus sebelum
mengarahan kembali perhatian mereka ke tempat lain, misal : konsumen dalam pasar untuk mobil baru
yang membaca iklan mobil.
II. M O T I V A S I.
Motif (motive) adalah : pra disposisi langgeng yang menggugah & mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu.
Ekspresi motivasi dalam pembelian & pemakaian produk ada 2 macam (TC. Sinivasan, 1987:96-101), yaitu :
1. Utilitarian : sifat produk yang objektif / rasional. Misal : seorang pembeli potensial membandingkan
mobil mewah Eropa berdasarkan pada dimensi objektif, yaitu : ruang untuk kepala, ruang tempat duduk
belakang, akselerasi & sistem pengunci otomatis.
2. Hedonik mencakup respon emosional, kesenangan, panca indera, mimpi & pertimbangan estetis. Misalnya
: (lanjutan contoh Utilitarian) mobil mewah tersebut dipertimbangkan berdasarkan pengalaman seperti
status & prestise yang didapat dengan memiliki mobil kelas atas & perasaan senang semata dalam
mengemudikan.
Ringkasan klasifikasi kebutuhan konsumen :
1. Fisiologis : dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar haus, dan kebutuhan tubuh lainnya.
Misal : makan, minum dan pakaian.
2. Keamanan : berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik & keamanan. Misalnya : perumahan,
3. Afiliasi & Pemilikan : kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang yang penting bagi mereka.
Misal : memperoleh pekerjaan yang layak.
4. Prestasi : keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi. Misal : kesuksesan dalam
sekolah / pekerjaan
5. Kekuasaan : keinginan untuk mendapatkan kendali atas nasib sendiri & nasib orang lain. Misal : menjadi
seorang pemimpin
6. Ekspresi diri : kebutuhan untuk mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri & dipandang penting oleh
orang lain. Misal : kebebasan berpendapat, menciptakan sesuatu / menemukan sesuatu, rekreasi
7. Urutan & Pengertian : keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian,
sistematisasi & pembangunan sistem nilai. Misal : melanjutkan sekolah ke PT sampai program magister.
8. Pencarian variasi : pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis & stimulasi yang dipilih kerap
diekspresikan sebagai pencarian variasi. Misalnya : rumah atau mobil mewah.
9. Atribusi sebab-akibat : estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian & tindakan. Misal : kebutuhan
yang diimpikannnya, pengalaman pribadi, pemilikan produk didasarkan pada prestise, wibawa & status
III. K E T E R L I B A T A N.
Keterlibatan (Antil, 1989: 204) :
Tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan &/atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus didalam situasi
spesifik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan, yaitu :
1. Relevansi pribadi intrinsik mengacu pada pengetahuan arti-akhir (melalui pengalaman masa lalu)
konsumen yang disimpan dalam ingatan (pada saat konsumen menggunakan atau memperhatikan orang lain
menggunakannya). Pada tampilan 2.3. menggambarkan bahwa relevansi-pribadi intrinsik adalah suatu ciri
konsumen & ciri produk. Misalnya : konsumen akan membeli tape radio, sehingga ia memperhatikan ciri,
fasilitas dan keunggulan dari berbagai tipe yang ada yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
2. Relevansi pribadi situasional ditentukan oleh aspek lingkungan fisik & sosial yang ada disekitar kita yang
segera mengaktifkan konsekuensi & nilai penting sehingga membuat produk & merek terlihat secara
pribadi relevan. Misal : suatu poster “Potongan Harga 50% Produk Alat Pancing” dapat mengaktifkan
konsumen yang hobi memancing (saya dapat membeli alat pancing dengan murah), waktu cuaca panas,
sepasang kekasih tersebut ingin santai & beristirahat, maka akan membuat aktivitas membeli es krim &
pergi ke bioskop ber AC.
sumber : Google, STAN
Senin, 17 Oktober 2011
Perilaku Konsumen dalam Ilmu Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga di tulis mikro ekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan dan harga-harga pasa dan kualitas faktor input, barang atau jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagi keputusan dan perilaku tersebut mepengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa yang menentukan harga dan bagai mana harga, pada giliran menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Individu yang melakukan kobinasi atau produk secara optimal, bersama-sama individunya dipasar, akan membentuk suatu keseimbangan dengan asumsi bahwa semua hal tetap sama (ceteris peribus).
Konsumen dan konsumsi memiliki pengertian yang merujuk pada sutau pernyataan yang ada. Konsumen adalah seseorang atau sekelompok yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan konsumsi yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mengkosnsumsi barang dan jasa.
Konsumsi seseorang tergantung pada pendapatan, pendidikan kebiasaan dan kebutuhan.
Perilaku konsumen yaitu, perilaku yang kosumen tujukan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai mengatur, barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
1.Definisi perilaku konsumen dari para ahli yaitu1.1Metode–Metode Penelitian Perilaku Konsumen
1.Macam-macam penelitian konsumen
Ada dua macam penelitian konsumen, yaitu penelitian yang bersifat eksplorasi dan penelitian tentang kesimpulan konsumen
a.Penelitian ekplorasi
Metode yang digunakan dalam penelitian ekplorasi konsumen adalah metode mempengaruhi dan metode memfokuskan kelompok.
1.Metode mempengaruhi konsumen
Melalui pemberian sugerti kepada konsumen secara sepontan
2.Metode memusatkan atau mempokuskan kelompok konsumen. Kelompok konsumen tersebut mengasosiasi kanya secara bebas terhadap masalah-masalah yang ada dalam pasal.
b.Pendekatan penelitian konsumen
Penelitian eksplorasi tidak di rencanakan untuk menyimpulkan jawaban dalam meneliti pertanyaan yang diberikan konsumen. Oleh karena itu, peneliti megenai kesimpulan konsumen terhadap sutu produk, mereka dan pelayanan itu penting peneliti kesimpulan konsumen dapat juga digunakan menentukan apa yang mempengaruhi konsumen
2.Pendekatan penelitian konsumen
Ada dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian cross-soctional dan longitudinal.
a.Pendekatan penelitian cross-sectional
Pendekatan ini di maksud untuk meneliti aspek-aspek perilaku konsumen yang menggunakan waktu secara relative singkat misalnya meneliti perubahan perilaku konsumen pada watu tertentu mempelajari nilai dan sikap kosumen terhadaf suatu produk dalm momen waktu tertentu.
b.Pendektan penelitian logitudinal
Pendekatan ini dimaksud untuk meneliti-aspek perilaku konsumen yang terjadi dalam beberapa periode waktu tertentu,
Misalnya : mengadakan penelitian mengenai pendekatan masyarakat tentang suatu produk dapat bertahan selama beberapa waktu.
Pendekatan penelitian longitudinal dilakukan pada periode waktu yang relative lama, sedangkan pendekatan penelitian cross-sctional menggnakan waktu yang relative singkat atau sesaat.
3.Metode-metode penhumpulan informasi konsumen
Ada tiga metode pengumpulan informasi kosumen, yaitu metode observasi, ekspresimen dan survai.
a.Metode observasi
Salah satu mempelajair konsumen adalah dengan cara mengobservasi perilakunya yang tampak, misalnya mengamati kebiasaan konsumen member produk merk tertentu, sikap dan penilaiyan konsumen terhadap suatu produk atau merk, jenis-jenis yang paling disukai oleh konsumen .
b.Metode ekspesimen metode ini merupakan metode pengumpulan dengan cara mengadakan ekspresimen atau percobaan terhadap situasi.
Misalnya: mengukur pengaruh situasi khusus terhadap sikap dan prilaku membeli.
Metode ekspresimen terdiri dari eksperimen laboratorium, dan eksperimen lapangan.
1.Eksperimen Laboratorium
Percobaan yang dilakukan dilaboratorium adalah untuk mengontrol variabel-variabel dari luar.
Misanya : mengadakan percobaan terhadap kesukaan konsumen.
2.Eksperimen Lapangan
Perconaan ini dilakukan untuk mengetahui respon konsumen terhadap sutu produk, merek baru yang di perkenalkan atau dipasarkan. Dapat juga untuk mengetahui pengaruh harga, iklan terhadap pemasaran produk, atau merek baru.
c.Metode Survai
Metode pengumpukan data atau informasi konsumen melakukan partisipsi secara aktif.
Ada tiga teknik dalam metode survai, yaitu wawancara pribadi (personal interview), survai melalui telepon (teleponsuveys), dan survai melalui surat (mail surveys)
1.Wawcara pribadi
Teknik pengumpulan informasi yang di lakikan dengan infrmasi secara langsung berhadap-hadapan antara pewawancara (interviewer) dengan konsumen.
2.Survei melalui telepon
Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui telepon dimaksud untuk mengetahui pendapat konsumen terhadap penggunaan barang yang telah di belinya.
3.Survai melalui surat
Teknik pengumpulan melalui surat dimaksud untuk menyebar luaskan kuisioner kapada konsumen melalui metode pos.
Tujuan survei melalui surat antara lain adalah untuk medapat informasi mengenai tanggapan dan perilain konsumen terhadap suatu produk.
1.2 Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : pendekatan nilai guna (utiliti) dan pendekatan nilai guna ordinal.
Dalam pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantintatif. Berdasarkan kepada pemisalan ini, dan dengan anggapan bahwa konsumen akan memaksimalkan kepuasan yang dapat dicapainya, diterangkan bagaimana seseorang akan menentukan kosumennya keatas berbagai jenis barang yang terdapat dipasar. Dalam pendekatan nilai guna ordinal,manfaat atau kenikmatan yang diperoleh dari masyarakat yang dikonsumsi barang-barang tidak dikuantifikasi.
Tingkah laku seorang konsumen untuk memiliki barang-barang yang akan memaksimalkan kepuasan ditunjukan dengan bantuan kurva kepuasan sama, yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan yang sama). :
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan
Definisi lain adalah bagaimana konsumen mau mengelurkan suberdayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendafatkan barang atau jasa yang diinginkan.
2.Variable-variabel dalam mempelajari perilaku konsumen yaitu :
a.Variabel Stimulus
Variabel stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu (vaktor eksternal) yang sangat berpengaruh dlam proses pembelian. Contohnya merek dan jenis barang, iklan pramuniaga.
b.Variabel Respon
Variabel Respon merupakan hasil aktipasi indifidu sebagai reaksi dari variabel stimulus. Variablel Respon sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus contohnya keputusan membeli barang, pembeli penilaian terhadap barang
c.Variabel Interverning
Variabel Interverning adalah variabvel antara variabel stimulus dan respons variabel intervening individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang.
Peranan paribael intervening adalah untuk memodifikasi respons1.1Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Ada dua dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku consume, yaitu kekuatan sosial budaya dan kekuatan psokologis.
Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan (small reference groups) dan keluarga.
Sedangkan kekuatan pisokologis terdieri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri.
1.Kekuatan Sosial Budaya
a.Faktor budaya
Budaya dafat di deviniskan sebagai hasil kreativiras manusia dari satu generasi ke generasi lainnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupan sebgai anggota masyarakat.
Implikasi umum dari perubahan budaya untuk ahli permasalahan adalah sebagai berikut :
1.Pisikologis untuk cenderung bebas dari ketidak amanan ekonomis. Konsumen menunjukan :
a.Kecenderungan kearah meningkatkan kekuatan fisik
b.Kecenderungan kearah personalisasi
2.Kecenderungan pada paham antifungisonal
a.Kecenderungan kearah aliran romantis baru
b.Kecenderungan ke arah suatu yang baru dan suatu perubahan
3.Kecenderungan rekasi melawan komplekasi
Konsumen menunjukan :
a.Kecenderungan ke arah hidup sederhana
b.Kecenderungan kembali kepada alam
b.Faktor Kelas Sosial
Kelas sosial didefiniskan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat.
c.Faktor kelompok anutan (small refrence group)
Didefinisikan sebagai sutau kelompok orag yang mempengaruhi sikap, pendafat, norma dan perilaku kinsmen.
Kelmpok ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau organisasi tersebut.
d.Faktor keluarga
Sutau unit masyarakat kecil yang perilaku sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli.
2.Kekutan Faktor Pisikologis
a.Faktor pengalaman kerja
Belajar adalah satu perubahan perilaku akibat penalaman sebelumnya.
Perilaku konsumen dapat dipelajari karena sangat dipengaruhi oleh pengalam belajarnya. Pengalaman belajar konsumen akan menentukan tindakan keputisan membeli.
b.Faktor Kepribadian
Kepribadian konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal dirinya. Pelayanan yang di tampilkan pramuniaga toko sangat pila dipengaruhinya.
c.Faktor sikaf dan keyakinan
Sikaf dan keyakinan sangat berpengruh dalam menenentukan siatu produk, merk dan pelayanan. Keyakinan komsumen terhadap sutu merk dapat di ubah mealaui kominikasi persuasife.
d.Konsep diri atau self concept
Perlu menciptakan sesuatu yang sesuai dengan yang di harapkan oleh konsumen.
Individu yang melakukan kobinasi atau produk secara optimal, bersama-sama individunya dipasar, akan membentuk suatu keseimbangan dengan asumsi bahwa semua hal tetap sama (ceteris peribus).
Konsumen dan konsumsi memiliki pengertian yang merujuk pada sutau pernyataan yang ada. Konsumen adalah seseorang atau sekelompok yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan konsumsi yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mengkosnsumsi barang dan jasa.
Konsumsi seseorang tergantung pada pendapatan, pendidikan kebiasaan dan kebutuhan.
Perilaku konsumen yaitu, perilaku yang kosumen tujukan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai mengatur, barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
1.Definisi perilaku konsumen dari para ahli yaitu1.1Metode–Metode Penelitian Perilaku Konsumen
1.Macam-macam penelitian konsumen
Ada dua macam penelitian konsumen, yaitu penelitian yang bersifat eksplorasi dan penelitian tentang kesimpulan konsumen
a.Penelitian ekplorasi
Metode yang digunakan dalam penelitian ekplorasi konsumen adalah metode mempengaruhi dan metode memfokuskan kelompok.
1.Metode mempengaruhi konsumen
Melalui pemberian sugerti kepada konsumen secara sepontan
2.Metode memusatkan atau mempokuskan kelompok konsumen. Kelompok konsumen tersebut mengasosiasi kanya secara bebas terhadap masalah-masalah yang ada dalam pasal.
b.Pendekatan penelitian konsumen
Penelitian eksplorasi tidak di rencanakan untuk menyimpulkan jawaban dalam meneliti pertanyaan yang diberikan konsumen. Oleh karena itu, peneliti megenai kesimpulan konsumen terhadap sutu produk, mereka dan pelayanan itu penting peneliti kesimpulan konsumen dapat juga digunakan menentukan apa yang mempengaruhi konsumen
2.Pendekatan penelitian konsumen
Ada dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian cross-soctional dan longitudinal.
a.Pendekatan penelitian cross-sectional
Pendekatan ini di maksud untuk meneliti aspek-aspek perilaku konsumen yang menggunakan waktu secara relative singkat misalnya meneliti perubahan perilaku konsumen pada watu tertentu mempelajari nilai dan sikap kosumen terhadaf suatu produk dalm momen waktu tertentu.
b.Pendektan penelitian logitudinal
Pendekatan ini dimaksud untuk meneliti-aspek perilaku konsumen yang terjadi dalam beberapa periode waktu tertentu,
Misalnya : mengadakan penelitian mengenai pendekatan masyarakat tentang suatu produk dapat bertahan selama beberapa waktu.
Pendekatan penelitian longitudinal dilakukan pada periode waktu yang relative lama, sedangkan pendekatan penelitian cross-sctional menggnakan waktu yang relative singkat atau sesaat.
3.Metode-metode penhumpulan informasi konsumen
Ada tiga metode pengumpulan informasi kosumen, yaitu metode observasi, ekspresimen dan survai.
a.Metode observasi
Salah satu mempelajair konsumen adalah dengan cara mengobservasi perilakunya yang tampak, misalnya mengamati kebiasaan konsumen member produk merk tertentu, sikap dan penilaiyan konsumen terhadap suatu produk atau merk, jenis-jenis yang paling disukai oleh konsumen .
b.Metode ekspesimen metode ini merupakan metode pengumpulan dengan cara mengadakan ekspresimen atau percobaan terhadap situasi.
Misalnya: mengukur pengaruh situasi khusus terhadap sikap dan prilaku membeli.
Metode ekspresimen terdiri dari eksperimen laboratorium, dan eksperimen lapangan.
1.Eksperimen Laboratorium
Percobaan yang dilakukan dilaboratorium adalah untuk mengontrol variabel-variabel dari luar.
Misanya : mengadakan percobaan terhadap kesukaan konsumen.
2.Eksperimen Lapangan
Perconaan ini dilakukan untuk mengetahui respon konsumen terhadap sutu produk, merek baru yang di perkenalkan atau dipasarkan. Dapat juga untuk mengetahui pengaruh harga, iklan terhadap pemasaran produk, atau merek baru.
c.Metode Survai
Metode pengumpukan data atau informasi konsumen melakukan partisipsi secara aktif.
Ada tiga teknik dalam metode survai, yaitu wawancara pribadi (personal interview), survai melalui telepon (teleponsuveys), dan survai melalui surat (mail surveys)
1.Wawcara pribadi
Teknik pengumpulan informasi yang di lakikan dengan infrmasi secara langsung berhadap-hadapan antara pewawancara (interviewer) dengan konsumen.
2.Survei melalui telepon
Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui telepon dimaksud untuk mengetahui pendapat konsumen terhadap penggunaan barang yang telah di belinya.
3.Survai melalui surat
Teknik pengumpulan melalui surat dimaksud untuk menyebar luaskan kuisioner kapada konsumen melalui metode pos.
Tujuan survei melalui surat antara lain adalah untuk medapat informasi mengenai tanggapan dan perilain konsumen terhadap suatu produk.
1.2 Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan : pendekatan nilai guna (utiliti) dan pendekatan nilai guna ordinal.
Dalam pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantintatif. Berdasarkan kepada pemisalan ini, dan dengan anggapan bahwa konsumen akan memaksimalkan kepuasan yang dapat dicapainya, diterangkan bagaimana seseorang akan menentukan kosumennya keatas berbagai jenis barang yang terdapat dipasar. Dalam pendekatan nilai guna ordinal,manfaat atau kenikmatan yang diperoleh dari masyarakat yang dikonsumsi barang-barang tidak dikuantifikasi.
Tingkah laku seorang konsumen untuk memiliki barang-barang yang akan memaksimalkan kepuasan ditunjukan dengan bantuan kurva kepuasan sama, yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan yang sama). :
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan
Definisi lain adalah bagaimana konsumen mau mengelurkan suberdayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendafatkan barang atau jasa yang diinginkan.
2.Variable-variabel dalam mempelajari perilaku konsumen yaitu :
a.Variabel Stimulus
Variabel stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu (vaktor eksternal) yang sangat berpengaruh dlam proses pembelian. Contohnya merek dan jenis barang, iklan pramuniaga.
b.Variabel Respon
Variabel Respon merupakan hasil aktipasi indifidu sebagai reaksi dari variabel stimulus. Variablel Respon sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus contohnya keputusan membeli barang, pembeli penilaian terhadap barang
c.Variabel Interverning
Variabel Interverning adalah variabvel antara variabel stimulus dan respons variabel intervening individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang.
Peranan paribael intervening adalah untuk memodifikasi respons1.1Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Ada dua dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku consume, yaitu kekuatan sosial budaya dan kekuatan psokologis.
Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan (small reference groups) dan keluarga.
Sedangkan kekuatan pisokologis terdieri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri.
1.Kekuatan Sosial Budaya
a.Faktor budaya
Budaya dafat di deviniskan sebagai hasil kreativiras manusia dari satu generasi ke generasi lainnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupan sebgai anggota masyarakat.
Implikasi umum dari perubahan budaya untuk ahli permasalahan adalah sebagai berikut :
1.Pisikologis untuk cenderung bebas dari ketidak amanan ekonomis. Konsumen menunjukan :
a.Kecenderungan kearah meningkatkan kekuatan fisik
b.Kecenderungan kearah personalisasi
2.Kecenderungan pada paham antifungisonal
a.Kecenderungan kearah aliran romantis baru
b.Kecenderungan ke arah suatu yang baru dan suatu perubahan
3.Kecenderungan rekasi melawan komplekasi
Konsumen menunjukan :
a.Kecenderungan ke arah hidup sederhana
b.Kecenderungan kembali kepada alam
b.Faktor Kelas Sosial
Kelas sosial didefiniskan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat.
c.Faktor kelompok anutan (small refrence group)
Didefinisikan sebagai sutau kelompok orag yang mempengaruhi sikap, pendafat, norma dan perilaku kinsmen.
Kelmpok ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau organisasi tersebut.
d.Faktor keluarga
Sutau unit masyarakat kecil yang perilaku sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli.
2.Kekutan Faktor Pisikologis
a.Faktor pengalaman kerja
Belajar adalah satu perubahan perilaku akibat penalaman sebelumnya.
Perilaku konsumen dapat dipelajari karena sangat dipengaruhi oleh pengalam belajarnya. Pengalaman belajar konsumen akan menentukan tindakan keputisan membeli.
b.Faktor Kepribadian
Kepribadian konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal dirinya. Pelayanan yang di tampilkan pramuniaga toko sangat pila dipengaruhinya.
c.Faktor sikaf dan keyakinan
Sikaf dan keyakinan sangat berpengruh dalam menenentukan siatu produk, merk dan pelayanan. Keyakinan komsumen terhadap sutu merk dapat di ubah mealaui kominikasi persuasife.
d.Konsep diri atau self concept
Perlu menciptakan sesuatu yang sesuai dengan yang di harapkan oleh konsumen.
Pengertian Konsumen, Konsumsi dan Perilaku Konsumen
Dalam Ilmu Ekonomi Mikro yang dimaksud dengan konsumen kegiatan konsumen adalah seseorang atau kelompok yang melakukan serangkaian kegiatan konsumsi barang atau jasa.
Pengertian lain tentang konsumen adalah orang atau sesuatu yang membutuhkan, menggunakan dan memanfaatkan barang atau jasa.
Konsumen biasa memiliki kebiasaan dan tikah laku yang berbeda-beda. Di desa berbeda dengan kebiasaan yang ada di kota, tergantug pada jumlah pendapatan mereka.
Konsumen adalah seseorang yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
Maka konsumsi seseorang itu tergantung pada : pendapatan, pendidikan kebiasaan dan kebutuhan.
Adapun pengetrian perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki dan memoerbaiki sutu peroduk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagai mana individu membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatau barang.
1.James F Engel
Perilaku konsumen di definisikan tindak-tindakan individu secara langsung terlibata dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan kepustusan yang mendahuli dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (1988:8)
2.David L Loundon
Perilaku konsumen dapat diDefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang atau jasa (1984:6)
3.Gerald Zaltman
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang di lakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai sutu akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan dumber-sumber lainya. (1979:6)
Dari beberapa Definisi tersebut di atas maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individum, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapakan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonimi yang dafat di pengaruhi linkungan.
Pengertian lain tentang konsumen adalah orang atau sesuatu yang membutuhkan, menggunakan dan memanfaatkan barang atau jasa.
Konsumen biasa memiliki kebiasaan dan tikah laku yang berbeda-beda. Di desa berbeda dengan kebiasaan yang ada di kota, tergantug pada jumlah pendapatan mereka.
Konsumen adalah seseorang yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
Maka konsumsi seseorang itu tergantung pada : pendapatan, pendidikan kebiasaan dan kebutuhan.
Adapun pengetrian perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki dan memoerbaiki sutu peroduk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagai mana individu membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatau barang.
1.James F Engel
Perilaku konsumen di definisikan tindak-tindakan individu secara langsung terlibata dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan kepustusan yang mendahuli dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (1988:8)
2.David L Loundon
Perilaku konsumen dapat diDefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang atau jasa (1984:6)
3.Gerald Zaltman
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang di lakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai sutu akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan dumber-sumber lainya. (1979:6)
Dari beberapa Definisi tersebut di atas maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individum, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapakan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonimi yang dafat di pengaruhi linkungan.
Langganan:
Postingan (Atom)